Promosi Kebebasan Memilih, Tim Senam Jerman Tampil dengan Seragam Tertutup di Olimpiade Tokyo 2020

Ericha Fernanda - Selasa, 27 Juli 2021
Tim senam perempuan Jerman di Olimpiade Tokyo 2020.
Tim senam perempuan Jerman di Olimpiade Tokyo 2020. Tom Weller

Parapuan.co - Ada yang berbeda dalam babak kualifikasi senam artistik di Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (25/07/2021).

Tim nasional senam perempuan Jerman memilih untuk mengenakan setelan tertutup yang dirancang untuk mempromosikan kebebasan memilih.

Selain itu, mendorong perempuan untuk memakai kostum yang membuat mereka merasa nyaman.

Baca Juga: Kata Pelatih Soal Windi Cantika, Peraih Medali Pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo

Seragam tim perempuan Jerman masih mengikuti bentuk tubuh dan menutupi lengan, tapi tidak memakai kostum leotard yang mirip bikini.

Tim yang terdiri dari Sarah Voss, Pauline Schaefer-Betz, Elisabeth Seitz, dan Kim Bui ini bertanding dalam balutan unitard merah putih yang merupakan kombinasi leotard dan legging hingga mata kaki.

Mereka juga mengenakan pakaian serupa selama pelatihan pada hari Kamis (22/07/2021).

Kemudian, mereka memutuskan untuk dapat memilih dan memakainya lagi dalam kompetisi.

Sarah Voss mengatakan tim telah mendiskusikan pilihan pakaian mereka sebelum bertanding pada hari Minggu.

Agar semua orang nyaman dengan pakaiannya

“Saat kamu tumbuh sebagai seorang perempuan, cukup sulit untuk membiasakan diri dengan tubuh barumu,” kata Sarah, seperti dikutip dari Japan Times.

“Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka dapat mengenakan apa pun yang diinginkan dan terlihat luar biasa, merasa luar biasa, apakah itu dalam triko panjang atau pendek,” tambahnya.

Selain mempromosikan kebebasan memilih, Voss beserta timnya memaparkan jika pakaian tertutup yang mereka kenakan juga sebuah langkah yang bertujuan untuk melawan seksualisasi olahraga.

Tentunya, mereka sangat ingin tren ini terus berlanjut.

“Kami ingin menjadi panutan dalam hal apapun dan membuat semua orang memiliki keberanian untuk mengikuti kami,” ujar Sarah.

Keputusan Jerman untuk memakai unitard membuat mereka mendapat pujian dari sesama pesaing di Olimpiade Tokyo.

“Saya pikir sangat keren bahwa mereka memiliki nyali untuk berdiri di arena yang begitu besar dan menunjukkan kepada perempuan dari seluruh dunia bahwa kamu dapat mengenakan apa pun yang diinginkan,” kata pesenam Norwegia, Julie Erichsen.

“Saya memuji mereka untuk itu,” tambahnya.

Baca Juga: Kisah Yang Qian, Perempuan Peraih Emas Pertama di Olimpiade Tokyo 2021

Sebetulnya, pakaian kompetisi standar adalah triko, dengan pakaian lengan panjang, setengah panjang, dan tanpa lengan diperbolehkan untuk perempuan.

Sebagai informasi, selama ini pakaian para atlet senam indah perempuan berupa leotard atau baju senam ketat yang mirip dengan bikini atau pakaian renang.

Pakaian yang menutupi kaki diizinkan dalam kompetisi internasional, tetapi sampai saat ini pakaian tersebut telah dipakai hampir secara eksklusif untuk alasan agama.

Sehingga, Federasi Jerman (DTB) mendukung para pesenam dan mengatakan olahraga dan senam harus menjadi bidang di mana atlet perempuan merasa nyaman dengan pakaian mereka setiap saat.(*)

Baca Juga: Windi Cantika, Peraih Medali Pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo Warisi Bakat Sang Ibu

Sumber: Japan Times
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami