Tak Hanya Covid-19, Orang Tua Wajib Waspadai Kasus DBD pada Anak

Linda Fitria - Sabtu, 24 Juli 2021
(Ilustrasi) Anak sakit DBD
(Ilustrasi) Anak sakit DBD Freepik

Parapuan.co - Kini pandemi tak hanya jadi momok bagi orang dewasa, namun juga bagi anak-anak.

Sebab, terjadi tren kenaikan kasus Covid-19 pada anak beberapa bulan belakangan.

Hal ini tentu jadi perhatian para orang tua yang notabene lebih banyak beraktivitas keluar dan bisa menimbulkan cluster rumahan.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Beda Demam pada DBD dan Covid-19 Menurut Penjelasan Dokter

Namun tak hanya Covid-19 yang wajib orang tua waspadai.

Selain Covid-19, ada ancaman lain yang juga tidak boleh diabaikan.

Yakni ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini juga mengalami kenaikan.

Melansir Tribunnews, terjadi kenaikan kasus DBD di pertengahan Juli 2021, seperti yang terjadi di daerah Batam.

Baca Juga: Kasus DBD Ikut Naik di Tengah Pandemi, Ini Ciri-Ciri yang Wajib Dipahami

Angka kenaikan ini jadi bukti pentingnya menambah pengetahuan seputar DBD terutama bagi orang tua.

DBD sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh empat jenis virus dengue.

Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes Aegypti dan bisa dengan mudah menginfeksi anak-anak.

Mengenal Gejala DBD

Memiliki banyak gejala, beberapa orang terkadang masih bingung mendeteksi DBD.

Apalagi beberapa gejalanya kini dianggap mirip dengan gejala Covid-19 terutama soal demam yang muncul.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Anak Jatuh dan Terluka, Kapan Harus ke Doker?

Melansir Mayo Clinic, ada beberapa gejala yang muncul pada pasien DBD di antaranya:

  • Demam hingga 40 derajat Celcius setelah 4-10 hari terinfeksi
  • Sakit kepala berlebihan diikuti nyeri otot dan sendi
  • Pasien juga merasa mual bahkan dalam beberapa kasus pasien muntah berat
  • Sakit di belakang mata
  • Membengkaknya kelenjar getah bening di bagian leher dan selangkangan
  • Munculnya bintik-bintik merah atau bercak di kulit seperti tangan atau kaki

Baca Juga: Pentingnya Pengetahuan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan pada Anak

Jika anak menunjukkan gejala-gejala di atas, ada baiknya orang tua segera membawanya ke dokter untuk mendapat perawatan lanjutan.

DBD memang bisa diobati secara medis melalui berbagai perawatan, namun mencegah selalu lebih baik dari mengobati.

Untuk itu, berikut beberapa cara pencegahan DBD yang bisa kita lakukan.

Cara Mencegah DBD

Melansir Kompas.com, ada beberapa cara yang efektif mencegah gigitan nyamuk pada anak di antaranya:

- Memakai pakaian yang aman dari gigitan nyamuk, misalnya pakaian panjang, baju panjang, dan kaus kaki

- Memakai kelambu atau perangkap nyamuk ketika anak akan tidur

- Menghindari wangi-wangian yang dapat mengundang nyamuk datang

- Mencegah adanya genangan air di sekitar rumah

- Sering-seringlah menguras bak mandi atau mengganti vas bunga agar tidak jadi sarang jentik nyamuk

Baca Juga: 6 Cara agar Kamu Tetap Sehat di Kala Anak Sedang Sakit, Ini Kata Ahli

(*)

Sumber: Mayo Clinic,Tribunnews,Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Jelang Hari Palang Merah Sedunia, Ini Syarat Jika Kamu Ingin Donor Darah