4 Cara Menghadapi Quarter Life Crisis Buat Kamu yang Berusia 20an

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 24 Juli 2021
Cara menghadapi quarter-life crisis
Cara menghadapi quarter-life crisis AaronAmat

Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah tak asing dengan istilah quarter-life crisis.

Istilah ini memang menjadi semakin tren dan kerap jadi perbincangan di kalangan millenials belakangan ini.

Usia 20-an kerap kali menjadi usia di mana kamu berjuang untuk mencari tahu jalan hidup yang tepat buatmu.

Dalam perjalanannya, kamu pasti mengalami kebingungan, keraguan, dan ketidakpastian akan apa yang terjadi selanjutnya.

Fenomena ini sering kamu dengar sebagai fase quarter-life crisis (QLC), yaitu krisis yang biasanya dialami oleh seseorang saat berusia 20-an dan menimbulkan kecemasan akan arah hidup selanjutnya.

Tidak apa-apa kalau kamu mengalami QLC. Hal itu merupakan sesuatu yang sangat wajar.

Baca Juga: Patut Dicoba, Ini Tips Atasi Stres Tanpa Harus Konsumsi Obat

Memang, perubahan dalam hidup tidak dapat dihindari, tetapi bukan berarti kamu dapat langsung “terjun payung” begitu saja, bukan?

Psikolog Riliv, Prita Yulia Maharani, M.Psi, menyatakan bahwa orang-orang yang berada dalam fase QLC akan merasakan hal-hal tersebut dalam waktu yang lama, tetapi bukan untuk selamanya.

“Banyak orang cerita ke saya tentang masalah quarter-life crisis-nya,” ujar Prita Yuli Maharani, seperti rilis dari Riliv, Jumat (23/7/2021).

“Saya bilang, semua itu pasti akan berlalu,” tambahnya.

Nah, saat kamu mengalami QLC, jangan hanya berdiam diri saja untuk merenungi kehidupanmu.

Lakukanlah hal-hal ini untuk menghadapi quarter-life crisis agar kamu kembali bersemangat dalam menjalani hidup barumu:

Cari nilai hidup yang kamu pegang

Situasi yang sedang kamu hadapi sekarang adalah kehilangan arah dan tujuan hidup.

Untuk mengatasi hal itu, ketahuilah dirimu secara lebih dalam lagi.

Tanyakan kepada dirimu, apa nilai hidup yang kamu pegang?

Misalnya, dalam menjalani hidup, kamu berpatok pada passion.

Maka, langkah selanjutnya adalah melakukan segala sesuatunya sesuai passion-mu.

Pengetahuan mengenai dirimu dan nilai hidup yang kamu pegang berguna sebagai dasar untuk menentukan ke mana arah hidupmu ke depannya.

Baca Juga: Hari Anak Nasional, Ini 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Si Kecil Saat Pandemi

Susun rencana hidup dan prioritasmu

Tidak hanya sekadar mengetahui nilai hidupmu saja, tetapi kamu juga dapat membuat rencana hidup setahun ke depan.

“Kok cuma setahun saja?” Jangan salah, dalam waktu setahun, kamu akan dapat membuat rencana hidup yang lebih rinci daripada lima atau sepuluh tahun ke depan.

Untuk mempermudah rancangan hidupmu, gunakan skala prioritas.

Jawablah pertanyaan seperti, “Apa hal pertama yang harus kamu lakukan?” atau “Apa saja hal yang harus kamu lakukan untuk mencapai hal tersebut?”

Berhenti membandingkan dirimu

Tanamkan di pikiranmu bahwa setiap orang memiliki nasib yang berbeda-beda.

Tidak ada gunanya untuk membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain, seperti contohnya membandingkan mobil dengan apel.

Justru yang harus kamu lakukan adalah membandingkan dirimu sendiri versi hari kemarin dengan versi hari ini.

Progres tetaplah progres, sekecil apapun itu.

Kalau kamu sudah memulai untuk menerima bahwa kehidupan orang berbeda-beda dan berfokus pada kehidupanmu sendiri, niscaya menavigasi hidupmu akan lebih mudah.

Baca Juga: Alami Gangguan Kecemasan Selama Pandemi Covid-19? Kareena Kapoor Bagikan 5 Tips Cara Mengatasinya

Cari suasana baru

Mungkin, kamu merasa menemui jalan buntu dalam menentukan jalan hidupmu karena kamu stuck di situ saja.

Cobalah hal-hal baru yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya.

Misalnya, belajar bermain musik, menjahit, dan lain-lain.

Selain mengalihkan pikiranmu dari kecemasan hidup yang disebabkan oleh QLC, kamu juga berkesempatan untuk menemukan keahlian rahasiamu.

Siapa tahu, salah satu dari hal baru yang kamu coba dapat kamu tekuni sebagai karier.

Nah, itu dia 4 tips yang bisa Kawan Puan lakukan untuk menghadapi quarter-life crisis.

Tetap semangat dalam menghadapi quarter-life crisis yang kamu lalui di umur 20-an, kamu juga bisa berkonsultasi dengan ahli jika diperlukan

(*)