Bentuk Women Support Women yang Bisa Kita Pelajari dari Film Moxie

Arintya - Sabtu, 17 Juli 2021
Bentuk women support women di film Moxie
Bentuk women support women di film Moxie Dok. Netflix

Parapuan.co – Kawan Puan, sudahkah kamu menonton film Moxie yang tayang di Netflix?

Film Moxie menceritakan seorang remaja perempuan bernama Vivian yang menginisiasi gerakan feminis di sekolahnya.

Vivian, yang diperankan oleh Hadley Robinson, dikisahkan mulai terpantik untuk memulai gerakan feminisnya karena terinspirasi ibunya yang dulu juga seorang aktivis.

Kawan Puan, film Moxie ini tak hanya seru ditonton, tetapi juga banyak mengajarkan kita soal mendukung sesama perempuan dari berbagai sisi.

Berikut beberapa bentuk women support women dari film Moxie yang bisa kita tiru di kehidupan sehari-hari!

Baca Juga: Film Moxie: Arti Gerakan Women Support Women Sesungguhnya dalam Perjuangan Melawan Sistem Patriarki

1. Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendukung sesama perempuan

Kawan Puan, perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat kita semakin mudah mengakses informasi.

Perkembangan teknologi ini juga dimanfaatkan Vivian dalam gerakannya mendukung perempuan di sekolah.

Selain menjadi “dalang” di balik majalah perlawanan bertajuk Moxie, Vivian juga membuat sebuah akun di media sosial.

Akun yang juga bernama Moxie itu ia gunakan untuk melakukan kampanye dan menyebarkan awareness di dunia maya untuk menggencarkan gerakannya mendukung sesama perempuan.

2. Mendukung sesama perempuan dengan cara kita sendiri

Di film Moxie, Vivian memiliki sahabat bernama Claudia yang merupakan seorang imigran dari Asia.

Tak seperti Vivian yang berani mengungkapkan ekspresi dan ketidaksukaannya pada penindasan, Claudia digambarkan sebagai perempuan yang sedikit pendiam.

Namun sifatnya yang pendiam bukan berarti ia tak melakukan apa-apa.

Berkat Claudia, Moxie berhasil menjadi salah satu organisasi di sekolah dan bisa menempel poster berisi ajakan-ajakan untuk mendukung perempuan.

Pasalnya Claudia merupakan salah satu pengurus organisasi sekolah.

Nah dari Claudia ini kita bisa banyak belajar bahwa women support women bisa dilakukan secara nyata dan dengan cara kita sendiri.

Baca Juga: Wujudkan Women Support Women, Begini Ciptakan Ruang Aman bagi Perempuan Korban Kekerasan

3. Berani speak up jadi hal penting untuk membuka jalan mendukung sesama perempuan

Emma, seorang anggota tim cheerleaders awalnya takut dan ragu-ragu untuk mengungkapkan bahwa dirinya merupakan korban pelecehan di sekolah.

Namun berkat adanya Moxie dan gerakan untuk mendukung sesama perempuan, ia jadi berani speak up.

Keberanian ini ia dapatkan berkat ruang aman yang diciptakan Vivian dan teman-teman, serta gerakan Moxie yang semakin massif di sekolah.

Kawan Puan, untuk itu, penting bagi kita sama-sama menciptakan ruang aman bagi para korban kekerasan pada perempuan ini.

Agar mereka punya keberanian untuk speak up dan mendapatkan keadilan.

4. Mendukung sesama perempuan perlu dilakukan dari lingkup terdekat

Lisa, ibunda Vivian, diceritakan sebagai mantan aktivis feminis ketika muda dulu.

Dari sosok Lisa, Vivian mendapatkan semangat untuk memulai gerakan mendukung perempuan di sekolahnya.

Namun karena terlalu bersemangat, Vivian jadi seolah-olah ingin seperti ibunya dulu.

Mendapati hal tersebut, Lisa mengingatkan Vivian bahwa ia tak harus menjadi orang lain untuk bisa mewujudkan gerakan women support women di sekolah.

“Ibu enggak mau kamu jadi seperti ibu. Jadilah dirimu sendiri,” ujar Lisa pada Vivian.

Baca Juga: Ciptakan Ruang Aman bagi Perempuan, Puty Puar Inisiasi BBB Book Club

Selain itu dari Lisa kita juga belajar bahwa women support women perlu dimulai dari lingkup terdekat, yaitu keluarga.

Sebab jika dari lingkup terdekat sesama perempuan belum bisa saling mendukung, rasanya akan sulit untuk mendukung lebih banyak perempuan di luar sana.

Kawan Puan, itulah bentuk-bentuk women support women yang bisa kita pelajari dari film Moxie.

Kalau Kawan Puan belum menonton film ini, PARAPUAN rekomendasikan untuk kamu tonton bersama teman, sahabat, maupun ibu atau saudara perempuanmu! (*)

Penulis:
Editor: Arintya