Parapuan.co - Kawan Puan ada acara apa nih di akhir pekan?
Meski tak bisa keluar rumah karena masih dalam suasana pandemi, kamu bisa menikmati akhir pekan dengan nonton berbagai tayangan menarik.
Salah satunya adalah film terbaru dari Netflix berjudul A Perfect Fit.
Film Netflix terbaru dari Indonesia berjudul A Perfect Fit tayang perdana pada Kamis (15/7/2021) kemarin.
Film ini merupakan hasil kerja sama dengan Starvision dan ditulis oleh Garin Nugroho bersama sutradara Hadrah Daeng Ratu.
Dalam konferensi pers pada Kamis (15/7/2021) kemarin, sutradara, penulis naskah, dan para pemain pun mengungkap betapa menariknya kisah dalam film A Perfect Fit ini.
A Perfect Fit adalah sebuah komedi romantis di mana tradisi dan modernitas memegang peranan penting, yang dibungkus oleh keindahan budaya dan tradisi Bali.
Baca Juga: Film Moxie: Arti Gerakan Women Support Women Sesungguhnya dalam Perjuangan Melawan Sistem Patriarki
Film garapan sutradara perempuan Hadrah Daeng Ratu ini terinspirasi dari kisah klasik Cinderella.
Film ini mengisahkan seorang fashion blogger bernama Saski diperankan Nadya Arina, yang tanpa sengaja mengubah takdirnya ketika mengunjungi sebuah toko sepatu.
Seorang fashion blogger bernama Saski bertemu dengan seorang pembuat sepatu bernama Rio (Refal Hady) di tokonya ketika sedang mencari sepasang sepatu.
Pertemuan mereka pun menandakan awal dari takdir mereka yang saling terkait.
Ini merupakan sesuatu yang Hadrah ingin sampaikan lewat simbol sepasang sepatu tersebut jadi sebuah metafora untuk mencari cinta.
“Kami ingin sepatu tersebut melambangkan perjalanan Saski dalam menemukan jodohnya. Sepasang sepatu ibaratnya seperti sepasang kekasih yang tidak akan lengkap tanpa satu sama lain. Kita membutuhkan sepasang sepatu yang tepat untuk menemani kita melangkah ke manapun. Berangkat dari ide tersebut, kami percaya bahwa menemukan sepasang sepatu yang tepat sama seperti menemukan cinta sejati, dan itu yang menjadi arti di balik judul film ini,” ungkap Hadrah Daeng Ratu.
Layaknya kisah yang menjadi inspirasi film ini, A Perfect Fit memiliki elemen ‘magis’ yang ditampilkan sejak awal ketika penonton dipertemukan oleh karakter peramal.
“Sang peramal menggambarkan keajaiban cinta yang dapat kita lihat di Cinderella. Dia seperti utusan alam semesta yang membantu mempersatukan Saski dan Rio. Dia memberikan pertanda dan mendorong Saski untuk mengejar apa yang sebenarnya ia inginkan. Dia mengingatkan Saksi - sekaligus penonton - bahwa mempercayai apa yang disampaikan oleh alam semesta dan hati kita adalah sesuatu yang perlu kita utamakan demi mendapatkan hidup yang lebih bahagia,” ujar Hadrah.
Baca Juga: Kembalinya Luke Skywalker Bikin Penonton Penasaran, Disney Rilis Episode Khusus The Mandalorian
Hadrah bekerja sama dengan penulis naskah Garin Nugroho, yang karya-karya estetis dan puitisnya membawanya ke berbagai penghargaan lokal dan internasional.
Sang sutradara pun mengungkapkan bahwa Garin menulis sebuah kisah cinta apik yang membuatnya semakin semangat untuk mengerjakan proyek ini.
“Pada awalnya, premis utama A Perfect Fit adalah sebuah kisah cinta yang sederhana. Namun selama proses pengembangan naskah, Garin dan saya memutuskan untuk menambahkan sentuhan female empowerment di dalamnya yang berfokus pada wanita-wanita Indonesia,” komentar Hadrah.
“Kami rasa ceritanya akan lebih universal dan dekat dengan penonton jika disampaikan dari sudut pandang pemeran utama wanita, karena konflik yang kami jelajahi di film ini merupakan sesuatu yang saya yakin pernah dihadapi banyak wanita," tambahnya.
Pada intinya, A Perfect Fit membahas mengenai pertentangan antara modernitas dan tradisional yang menjadi halangan dalam cinta.
Saski merupakan tunangan dari anak seorang bangsawan Bali yang bernama Deni (Giorgino Abraham), namun hati kecilnya mengakui bahwa ia hanya melakukannya demi menjalani tugas keluarga semata.
Setelah bertemu dengan Rio dan mencoba mendengarkan apa yang disampaikan alam semesta, Saski pun menyadari bahwa sebenarnya ia bisa memilih siapa yang ia cintai dan bagaimana ia menjalani hidupnya.
“Kami ingin memperlihatkan kepada penonton bahwa wanita, terutama di era modern seperti saat ini, tidak perlu menunggu lagi untuk dipilih ketika menyangkut soal cinta. Mereka dapat membuat pilihan mereka sendiri, dan perjalanan Saksi di film ini pun membuktikan hal tersebut,” jelas Hadrah.
Saski bukan satu-satunya karakter perempuan yang memilih jalan hidupnya sendiri, karena tunangan Rio yang bernama Tiara (Anggika Bolsterli) juga merupakan seorang perempuan yang berpendirian kuat.
Baca Juga: Positif Covid-19, Lea Seydoux Tak Dapat Hadiri Festival Film Cannes
“Ketika pertama kali melihat Tiara, mungkin awalnya dia hanya terkesan seperti seorang antagonis yang menghalangi hubungan Saski dan Rio. Namun ketika lapisan karakternya semakin banyak terungkap, kita dapat melihat bahwa sesungguhnya dia adalah sosok karakter wanita yang tidak takut menyuarakan keinginannya. Saya pikir sangat menginspirasi untuk melihat karakter ini, terutama dalam genre romansa," terang Hadrah.
Garin juga berbicara mengenai aspek film yang menggambarkan sebuah kompleksitas dari seorang perempuan modern di lingkungan tradisional, dan menyebutkan bahwa ini merupakan salah satu cerita Indonesia yang ingin ia sampaikan ke dunia.
“Pada intinya, A Perfect Fit menampilkan berbagai karakter wanita dengan usia yang berbeda-beda, di mana hal ini memberikan konflik yang berbeda-beda pula. Mulai dari blogger wanita hingga pembaca lontar wanita, dan dari penyanyi wanita hingga pengusaha wanita, ada karakterisasi wanita yang begitu beragam sehingga membuat film ini semakin menarik,” tegas Garin.
(*)