Dianggap Langgengkan Toxic Positivity, Kania Dachlan Ceritakan Perjalanannya Jadi Model Plus Size

Ratu Monita - Jumat, 16 Juli 2021
Kania Dachlan, model plus size
Kania Dachlan, model plus size Kania Dachlan (Dok Pribadi)

Lebih lanjut lagi, Kania menceritakan saat itu juga mulai ada beberapa pihak yang mengajaknya untuk kerja sama endorsement.

Tak lama berselang, ia pun diajak untuk menjadi muse, model foto katalog, bahkan hingga brand yang memiliki nama lumayan besar.

Menurutnya, kini brand mulai menggunakan perempuan bertubuh plus size sebagai model, untuk menyesuaikan dengan realita yang ada di masyarakat.

Memutuskan berkarir sebagai model plus size hampir 10 tahun, membuat Kania mendapatkan banyak pembelajaran, termasuk dianggap toxic positivity.

Seorang model identik dengan penampilan putih, cantik, dan langsing, hal ini pun berdampak pada Kania yang menceritakan bahwa ia sempat disangka make up artist atau stylist.

Selain itu, Kania juga menyampaikan bahwa banyak orang yang salah mengartikan terkait keberadaan plus size dan campaign body positivity.

"Hal lain yang bikin sempat kepikiran yakni banyak orang salah sangka tentang body positivity yang justru dianggap toxic positivity karena dikhawatirkan membuat angka obesitas di Indonesia meningkat," jelasnya.

Menurutnya, adanya body postivity ini bermaksud untuk membuat orang menerima kondisi tubuhnya, sekaligus menjaganya dengan baik, seperti melakukan pola hidup sehat.

Lebih lanjut lagi, ia menyampaikan hal ini juga bergantung pada cara pandang seseorang dalam menilai plus size dan body positivity.(*)

Baca Juga: Dukung Body Positivity, Pemerintah Norwegia Larang Influencer Mengedit Foto

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri