Dokter Bongkar 8 Mitos dan Teori Konspirasi Vaksin Covid-19, Ini Kebenarannya (Part 1)

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 1 Juli 2021
Dokter ungkap kebenaran soal mitos terkait vaksin Covid-19
Dokter ungkap kebenaran soal mitos terkait vaksin Covid-19 K_E_N

Mitos: Vaksin tidak berfungsi

Robert Amler, dekan Fakultas Ilmu dan Praktik Kesehatan New York Medical College dan mantan kepala petugas medis CDC, mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa vaksin telah menyebabkan pengurangan penyakit di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.

“Melalui vaksinasi, cacar telah diberantas di seluruh dunia. Melalui vaksinasi, polio telah dieliminasi dari Belahan Bumi Barat, Eropa, dan Oseania, dengan hanya beberapa kantong yang tersisa di beberapa negara. Dan melalui vaksinasi massal, tingkat Covid-19 telah menurun secara dramatis pada kuartal kedua tahun 2021,” kata Amler.

Lebih dari 170 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan.

“Kami tahu apa profil keamanannya, dan kami tahu saat kami menggunakan lebih banyak vaksin, kasus berkurang, rawat inap turun, dan begitu juga kematian, jadi itu bukti bahwa mereka benar-benar berhasil,” kata Schaffner.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm

Mitos: Vaksin Covid-19 menyebabkan varian baru Covid-19

Faktanya, virus Covid-19 itu sendiri, bukan vaksinnya, yang memproduksi variannya.

Schaffner menjelaskan bahwa virus pada manusia berkembang biak dan menciptakan virus baru yang menghasilkan variasi genetik.

Ketika ini terjadi, sebagian besar variasi tidak berbahaya tanpa efek, katanya.

“Tetapi pada kesempatan langka, kamu bisa mendapatkan satu mutasi atau serangkaian mutasi yang terjadi secara kebetulan yang akan menciptakan varian yang akan terus bereproduksi,” katanya.

Varian bisa menjadi lebih menular, seperti varian Covid-19 terbaru, delta, yang berasal dari India.

"Data menunjukkan itu mungkin menghasilkan penyakit yang lebih serius dan mulai menyebar di Inggris dan di Amerika Serikat," kata Schaffner.

Dia menekankan bahwa variannya berasal dari virus, bukan vaksin.

“Faktanya, vaksin kami saat ini melindungi terhadap varian tersebut dengan cukup efektif, sejauh ini. Varian akan menyebar di antara orang-orang yang tidak divaksinasi,” kata Schaffner.

Viral di TikTok, Kenapa Minum Kopi Bisa Memicu Buang Air Besar?