Ini Dia Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm

Anna Maria Anggita - Kamis, 1 Juli 2021
Ilustrasi vaksin virus corona.
Ilustrasi vaksin virus corona. Freepik

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca yakni vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan vaksin asal Inggris dengan ilmuwan dari University of Oxford.

Dilaporkan vaksin Covid-19 AstraZeneca ini berbasis vaksin vektor adenovirus simpanse.

Arti dari vektor adenovirus simpanse ini yaitu pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, selanjutnya dimodifikasi secara genetik, tujuannya untuk menghindari kemungkinan infeksi parah terhadap manusia.

Di mana virus yang dimodifikasi ini akan membawa sebagian dari virus corona yang disebut sebagai protein spike atau bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus SARS-CoV-2.

Baca Juga: Tips Membeli Masker Asli di Pasaran, Jangan Asal Pilih karena Murah

Kemudian, saat disuntikkan ke tubuh manusia, vaksin akan memicu respons kekebalan terhadap protein spike.

Nantinya tubuh pun akan menghasilkan antibodi dan sel memori yang bertugas untuk mengenali virus penyebab Covid-19.

Setelah divaksin, mungkin Kawan Puan akan menerima efek samping seperti nyeri, gatal, atau memar pada bekas suntikan.

Sebagian orang juga akan mengalami rasa kelelahan, menggigil, demam, sakit kepala, mual, dan gejala lainnya.

Adapun efek samping yang paling jarang yakni napsu makan menurun, keringat berlebih, hingga gatal, atau ruam kulit.

Perlu diketahui, vaksin AstraZeneca diklaim efektif melawan varian virus corona B.1.1.7.

Dan efikasi vaksin AstraZeneca menawarkan perlindungan 64,1 persen setelah satu dosis suntikan, dan 70,4 persen pada suntikan kedua.

Sumber: KOMPAS.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania