Pentingnya Suarakan Kekerasan Seksual, Salah Satu Medianya Bisa Lewat Podcast

Arintya - Minggu, 27 Juni 2021
Pentingnya menyuarakan kekerasan seksual
Pentingnya menyuarakan kekerasan seksual Seng kui Lim

Parapuan.co – Kawan Puan, kasus kekerasan pada perempuan selama pandemi tergolong cukup tinggi.

Bentuk kekerasan pada perempuan pun beragam mulai dari kekerasan seksual maupun Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

Menurut data dari State of the World Girls Report yang dirilis Plan International pada tahun 2020 ada 56% anak perempuan dan kaum muda perempuan pernah melihat atau mengalami pelecehan media sosial.

Belum lagi kasus Kekerasa Berbasis Gender Online atau KBGO yang terus meningkat di tahun 2020.

Menurut Catatan Tahunan 2021 yang dirilis pada 5 Maret 2021, Komnas Perempuan menyebutkan mereka menerima sebanyak 940 kasus KBGO sepanjang 2020.

Baca Juga: Hal yang Dapat Kamu Lakukan Saat mengalami Kekerasan Berbasis Gender Online

Terkait hal tersebut, Yayasan Plan International Indonesia bersama The Body Shop Indonesia dan Girls Leadership Academy mengadakan webinar bertajuk “It’s time to Bring Back Equality for Girls” pada Sabtu (27/6/2021).

Pada webinar tersebut sederet narasumber keren pun dihadirkan, di antaranya Ratu Maulia Ommaya (PR & Community Manager The Body Shop Indonesia), Hannah Al-Rashid (Aktor dan Aktivis), Dara Hanafi dan Laila Achmad (Kejar Paket Pintar Podcast) dan Guster Sihombing (Girls Leadership Academy).

Pentingnya menyuarakan kekerasan seksual

Menurut Hannah Al Rashid, menyuarakan isu kekerasan seksual itu penting sekali dilakukan.

Apalagi dirinya merupakan salah satu penyintas kekerasan seksual itu sendiri.

“Saya adalah seseorang yang pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual dan di berbagai tempat, seperti di sekolah, di kampus, di transportasi umum, di tempat kerja, di lokasi syuting, it happens so many times, ” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa saat menjadi korban kekerasan seksual dirinya merasa tidak pantas dan tidak adil.

“Saya merasa penting untuk speak up, karena mungkin ada teman-teman yang sama kayak saya dulu, cuek dan ignore. Tapi kalau ignore terus, pelaku enggak akan sadar kalau yang dilakukan itu salah,” tambahnya.

Menurutnya, menyuarakan kekerasan seksual itu tidak hanya untuk korban tetapi juga sebagai bentuk edukasi untuk si pelaku.

“Kenapa kita perlu berani untuk speak up? Karena itu akan mendorong orang lain untuk speak up.”

Menyuarakan kekerasan seksual lewat podcast

Selain itu, Dara dan Laila dari Kejar Paket Pintar Podcast juga turut berpendapat tentang pentingnya kita menyuarakan kekerasan seksual.

Baca Juga: PARAPUAN Luncurkan Podcast Perdananya, Beri Ruang Aman Perempuan Berbagi Cerita

Seperti yang diketahui, Kejar Paket Pintar Podcast sendiri telah menyajikan 3 episode khusus tentang isu kekerasan seksual.

“Kami ingin podcast kami untuk mengamplifikasi para orang yang susah bersuara termasuk penyintas kekerasan seksual. Karena seperti yang kita dengar di awal, bagi korban kekerasa seksual, speak up itu susah,” terang Laila.

Selain itu, Laila berharap Kejar Paket Pintar Podcast bisa menjadi platform untuk para korban kekerasan seksual bersuara tanpa penghakiman.

Selaku partner di Kejar Paket Pintar Podcast, Dara pun menambahkan bahwa dengan menyuarakan kekerasan seksual melalui podcastnya, ia berharap bisa memantik empati orang-orang.

“Dengan audio ini kami berharap bisa menggugah pendengar, dari nada, intonasi kesedihan bahkan dari kemarahan si penyintas ini,” tambahnya.

Kedua pun kemudian menambahkan bahwa dengan podcast tersebut, mereka bisa kembali mengingat dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kasus-kasus kekerasan seksual.

“Instead mengangkat sesuatu yang trending, podcast kami lebih sering mengangkat isu yang berulang, misalnya kekerasan seksual supaya kita bisa melawan lupa,” tambah Laila.

Hambatan menyuarakan kekerasan seksual

Menurut Laila, salah satu hambatan dalam menyuarakan kekerasan seksual adalah ketidakpercayaan pada korban.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Bentuk-Bentuk Kekerasan Berbasis Gender Online

Ia mencontohkan di salah satu episode Kejar Paket Pintar tentang KBGO, korban yang foto bugilnya tersebar di internet malah dituduh amoral.

Dara juga menambahkan bahwa mindset patriarki dari penegak hukum membuat semakin banyak yang tidak memihak pada korban.

Kawan Puan, dari ulasan di atas menjadi penting sekali bagi kita semua untuk mengambil peran dalam menyuarakan isu kekerasan seksual ini.

Jadi yuk ambil peran dan dukung para penyintas kekerasan seksual ini untuk bisa menyuarakan pendapatnya! (*)

Penulis:
Editor: Arintya