Parapuan.co - Kawan Puan pasti sudah tidak asing lagi ya, dengan yang namanya alergi susu sapi.
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes., selaku Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi dalam Webinar Bincang Sehat bertema “Atasi Alergi Si Kecil dengan Deteksi Dini," pada Sabtu (26/06/2021) turut buka suara.
Menurutnya, alergi susu sapi itu adalah respons sistem imun yang tidak normal.
Sistem imun ini berlebihan dalam mengenali protein susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.
Perlu diketahui juga kalau alergi susu sapi menjadi penyebab kedua alergi makanan yang umum terjadi di Asia setelah telur.
"Jadi sebenarnya, protein susu sapi adalah nutrisi yang baik untuk perkembangan bayi. Tetapi pada anak-anak yang alergi, dia itu responsnya berlebihan, hingga menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan," terang Budi.
Akibatnya, timbul berbagai gejala alergi susu sapi.
Supaya belum telanjur parah, alangkah baiknya kalau Kawan Puan melakukan deteksi dini alergi susu sapi pada si kecil.
Sebab, gejala alergi susu sapi ini bisa muncul dari ringan, sedang, hingga berat.
Baca Juga: Sedang Malas Berolahraga? Lakukan 5 Tips Ini untuk Kembalikan Semangat
Budi menjelaskan bahwa alergi susu sapi ini bisa mengenai tiga organ si kecil, yaitu:
1. Saluran cerna
Gejala yang timbul di saluran cerna ini sering dikeluhkan saat terjadi alergi susu sapi.
Adapun gejala yang timbul yakni kolik, kemudian muntah-muntah.
Meski demikan, gejala yang sering terjadi pada alergi susu sapi di saluran cerna yaitu diare sebanyak 53%, lalu dilanjutkan dengan kolik 27%.
2. Saluran napas
Tak hanya saluran cerna saja, alergi susu sapi juga bisa muncul di saluran napas.
Misalnya seperti batuk-batuk di malam atau pagi hari, kemudian timbul asma atau rhinitis.
Budi menjelaskan kalau gejala yang terjadi pada saluran napas berupa asma itu sebanyak 21%, sementara rhinitis 20%.
Baca Juga: Selena Gomez Pernah Jalani Terapi Perilaku Dialektika, Apakah Itu?
3. Kulit
Gejala alergi susu sapi bisa timbul juga di permukaan kulit lo, Kawan Puan.
Biasanya kulit si kecil akan mengalami kemerahan, ruam-ruam merah yang gatal, atau biasa disebut dengan kaligata atau utikaria.
Selain itu kulit anak juga bisa mengalami eksim.
"Nah, kejadian gejala di kuit ini, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak 35%, kemudian utikaria atau kaligata atau biduran sebesar 18%," ucap Budi.
Adapun gejala yang berat alias gejala sistemik yaitu timbulnya anafilaksi sebesar 11%.
Kawan Puan, kamu juga harus mengerti juga pada beberapa anak bisa muncul gejala yang tidak hanya pada satu organ saja.
Sebagai catatan Kawan Puan, di Indonesia kasus alergi susu sapi pada anak itu sekitar 0,5-7,5%.
Sedangkan di dunia berdasarkan laporan dari World Allergy Organization, bahwa kejadian alergi di anak-anak dunia ini, sekitar 1,9 sampai 4,9%.
Di sisi lain, sebenarnya, alergi susu sapi ini terjadi pada anak karena faktor keturunan dari orang tuanya.
Baca Juga: Cegah Kasus Naik dan Masuknya Varian Delta, Sydney dan Pantai Bondi Lockdown
Dalam artian, jika salah satu atau kedua orang tuanya punya riwayat terkena alergi susu sapi, buah hatinya pun bisa mengalami hal yang sama.
Kawan Puan, dengan mengetahui ulasan di atas, sebagai orang tua semoga kamu bisa menjadi paham kenapa alergi susu itu perlu dideteksi sedini mungkin.
Tujuannya agar anak mendapatkan perawatan yang terbaik, sehingga tumbuh kembang si kecil jadi tidak terhambat. (*)