Parapuan.co - Kawan Puan, saat hamil tentunya kamu selalu ingin memberikan yang terbaik untuk si kecil.
Misalnya saja memenuhi asupan makanan untukmu dan calon buah hati.
Tapi di sisi lain, tak dipungkiri selama mengandung banyak sekali makanan-makanan yang diinginkan.
Namun tidak semua makanan itu bisa dan sehat untuk dikonsumsi.
Sebab, kalau kamu salah menyantap makanan atau pun minuman, bisa jadi bayi yang ada di kandunganmu terkena dampaknya.
Baca Juga: Pahami Kondisi Perempuan Selepas Keguguran, Ini 5 Cara Mendukungnya
Dilansir dari Healthline, berikut ini sumber makanan dan minuman yang harus dihindari selama masa kehamilan.
1. Alkohol
Kawan Puan, untuk kali ini kamu harus tegas menghindari alkohol selama masa kehamilan.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi berjudul Prenatal alcohol exposure and miscarriage, stillbirth, preterm delivery, and sudden infant death syndrome.
Studi tersebut mengungkap bahwa ibu hamil yang mengonsumsi alkohol akan meningkatkan risiko keguguran dan ancaman kematian saat bayi lahir.
Selain itu dalam penelitian A longitudinal study of the long-term consequences of drinking during pregnancy: heavy in utero alcohol exposure disrupts the normal processes of brain development mengungkap alkohol berdampak buruk pada perkembangan otak bayi.
2. Telur Mentah
Telur mentah dapat terkontaminasi bakteri Salmonella.
Gejala infeksi salmonella sendiri termasuk demam, mual, muntah, kram perut, dan diare.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat menyebabkan kram di rahim, dan berakibat kelahiran prematur atau lahir mati.
Untuk amannya, pastikan untuk selalu memasak telur hingga matang atau menggunakan telur yang sudah dipasteurisasi.
Baca Juga: Kasus Ikut Meningkat, Kenali Gejala Demam Berdarah yang Umum Terjadi
3. Kafein
Kawan Puan, pasti banyak dari kita suka dengan minuman berkafein, misalnya saja kopi.
Minum minuman mengandung kafein saat sedang mengandung pada dasarnya masih diperbolehkan.
Namun disarankan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) untuk membatasi konsumsi kafein kurang dari 200 miligram (mg).
Pasalnya, asupan kafein yang tinggi selama kehamilan telah terbukti membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah saat melahirkan.
4. Ikan Bermerkuri Tinggi
Merkuri adalah unsur yang sangat beracun dan paling sering ditemukan di air yang tercemar.
Merkuri berjumlah tinggi dapat menjadi racun bagi sistem saraf, imunitas tubuh, dan ginjal.
Biasanya merkuri ditemukan di laut tercermar, sehingga ikan laut berukuran besar dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah tinggi.
Karena itu, sebaiknya hindari ikan merkuri tinggi saat hamil dan menyusui.
Adapun ikan bermerkuri tinggi yang harus Kawan Puan hindari yaitu hiu, ikan tidak, tuna mata besar, marlin, tilefish, dan jeruk kasar.
Baca Juga: 5 Panduan Orang Tua dalam Mencegah Penyebaran Covid-19 pada Anak
5. Ikan Setengah Matang atau Mentah
Kawan Puan, bagi kamu yang merupakan penggemar makanan Jepang seperti sashimi, sebaiknya hindari dulu konsumsi ikan mentah.
Sumber hewani dari laut yang dimakan mentah misalnya kerang, mampu menyebabkan beberapa infeksi.
Bisa berupa infeksi virus, bakteri, ataupun parasit seperti norovirus, vibrio, salmonella, dan listeria.
Infeksi karena makanan mentah juga dapat ditularkan pada bayi dengan konsekuensi serius, atau fatal.
Bahkan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ibu hamil 10 kali lebih mudah terinfeksi listeria daripada perempuan yang tidak hamil.
6. Daging Mentah, Setengah Matang, atau Olahan
Beberapa masalah yang sama dengan ikan mentah juga memengaruhi daging yang kurang matang.
Makan daging setengah matang atau mentah meningkatkan risiko infeksi dari beberapa bakteri atau parasit, termasuk toksoplasma, E. coli, listeria, dan salmonella.
Bakteri dapat mengancam kesehatan si kecil, yang mungkin menyebabkan lahir mati atau penyakit neurologis yang parah, termasuk cacat intelektual, kebutaan, dan epilepsi.
7. Daging Organ
Daging organ itu memiliki berbagai nutrisi.
Ini termasuk zat besi, vitamin B12, vitamin A, seng, selenium, dan tembaga yang semuanya baik untuk ibu dan bayi.
Baca Juga: Saran Ahli Gizi untuk Jaga Imunitas Tubuh di Tengah Pandemi Covid-19
Namun, makan terlalu banyak vitamin A berbasis hewani (vitamin A preformed) tidak dianjurkan selama kehamilan.
Mengkonsumsi vitamin A preformed terlalu banyak, terutama pada trimester pertama kehamilan, dapat menyebabkan malformasi kongenital dan keguguran
8. Susu dan Jus Buah yang Tidak Dipasteurisasi
Dalam jurnal berjudul Food-borne illnesses during pregnancy, susu dan keju yang tidak dipasteurisasi mengandung berbagai bakteri berbahaya.
Bakteri berbahaya tersebut termasuk Listeria, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter.
Hal yang sama berlaku untuk jus yang tidak dipasteurisasi, yang juga rentan terhadap kontaminasi bakteri.
Penelitian berjudul "Consumption of raw or unpasteurized milk and milk products by pregnant women and children," mengungkap kontaminasi bakteri bisa mengancam jiwa bayi yang belum lahir.
Perlu diketahui bahwa pasteurisasi adalah cara paling efektif untuk membunuh bakteri berbahaya, tanpa mengubah nilai gizi produk.
9. Kecambah Mentah
Kawan Puan, saat kamu ingin menyantap salad sebisa mungkin hindari konsumsi kecambah mentah.
Ini termasuk alfalfa, semanggi, lobak, dan kecambah kacang hijau yang mungkin terkontaminasi salmonella.
Pasalnya, lingkungan lembab yang dibutuhkan benih untuk mulai bertunas sangat ideal untuk jenis bakteri ini, dan hampir tidak mungkin untuk dibersihkan.
Baca Juga: Ahli Gizi: Setiap Tubuh Punya Kebutuhan Gizi dan Kalori yang Berbeda
10. Junk Food atau Makanan Cepat Saji
Junk food adalah olahan makanan yang rendah nutrisi, tinggi kalori, gula, dan lemak.
Junk food yang dikonsumsi ibu hamil akan mengakibatkan komplikasi termasuk meningkatnya diabetes selama kehamilan dan kelahiran.
Maka dari itu, hindari menyantap makanan cepat saji ya, Kawan Puan.
Jika ingin makanan atau camilan, fokuslah yang kaya akan protein, mineral, vitamin dan lemak sehat.
Seperti buah, kacang-kacangan, dan sayuran, jangan lupa untuk dicuci bersih terlebih dahulu sebelum diolah atau disantap langsung. (*)