Perempuan Harus Berani Tumbuh dalam Meraih Mimpi, Ketidakpastian Bisa Jadi Tantangan yang Mendukung

Alessandra Langit - Selasa, 22 Juni 2021
Ilustrasi perempuan tipe Pengembara
Ilustrasi perempuan tipe Pengembara Freepik

Parapuan.co - Pada bulan Januari hingga Maret 2021, PARAPUAN bersama Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) melakukan survei online mengenai kendali atas mimpi perempuan Indonesia.

PARAPUAN menemukan bahwa dalam menggapai kendali atas mimpinya, ada empat tipe perempuan yakni Pengembara, Pengelola, Pengabdi, dan Pengampu.

Salah satu tipe yang akan dibahas dalam artikel ini adalah tipe Pengembara.

Perempuan tipe Pengembara memiliki orientasi mimpi untuk diri sendiri dan cenderung mengedepankan perasaan dalam mengambil keputusan terkait kendali mimpinya.

Tujuan mereka menggapai mimpi adalah untuk memuaskan diri sendiri, sebagai kesenangan pribadi, atau sebagai bentuk pembuktian dalam pencapaian untuk dirinya sendiri. 

Baca Juga: Pengembara, Tipe Perempuan yang Mengutamakan Perasaan dan Diri Sendiri dalam Menggapai Mimpi

Perempuan Pengembara dalam mengambil keputusan juga lebih sering mengedepankan perasaannya dibanding logika, yang membuat mereka sering kali tidak terlalu keras dalam menggenggam kendali atas mimpinya.

Akibat tidak mengedepankan logika, mereka juga cenderung kebingungan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai mimpinya.

Alhasil mereka cenderung bingung, malas, bahkan demotivasi ketika berhadapan dengan hambatan. Namun, Perempuan Pengembara tahu persis apa yang mereka inginkan dan rasakan dalam perjalanan memegang kendali atas mimpinya.

Salah satu contoh nyata dari perempuan Pengembara adalah Niskala Hapsari, salah satu Kawan Puan yang baru saja menyelesaikan studi jenjang S1 dan sedang menggapai mimpi di industri film dan seni Indonesia.

Berikut kisah perjuangan Niskala Hapsari, seperti yang ia kisahkan pada PARAPUAN.

Saat berbicara soal mimpi, saya selalu merasa kalau mimpi saya tidak realistis di Indonesia.

Sedari dulu saya hobi menonton film dan sering kali memikirkan apa yang terjadi di balik layar.

Pilihan untuk sekolah di jurusan lain di universitas lebih bergengsi pun ada, namun saya mengikuti apa yang hati saya inginkan yaitu sekolah film.

Selepas saya lulus dari sekolah film, impian saya seakan berbentuk gambaran yang kabur. 

Saya kehilangan arah karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan setelah lulus.

Di umur saya yang masih 23 tahun ini, saya merasa kebingungan karena saya merasa sudah dewasa dan harus memiliki tanggung jawab.

Baca Juga: Perempuan Pengembara, Lakukan Cara Ini Saat Menghadapi Hambatan dalam Meraih Mimpimu!

Namun di saat yang bersamaan, saya merasa diri saya masih sangat muda dan bebas melakukan apa yang saya inginkan.

Maka, pandemi Covid-19 yang datang tepat bersamaan dengan kelulusan saya, membuat saya menunda sejenak pencarian kerja dan melakukan hal-hal yang saya inginkan seperti berkesenian.

Saya bergabung dalam sebuah komunitas seni di Jakarta, hal tersebut menuntut saya untuk produktif dalam mencoba hal yang baru.

Mencoba hal-hal baru yang tidak pasti membuat saya terkejut sendiri dengan kemampuan saya.

Ternyata saya memiliki bakat lain dan bisa berkembang dari hal yang terasa asing bagi saya selama ini.

Saya mencoba berbagai macam medium seni dan ada beberapa yang saya rasa gagal, walaupun awalnya saya merasa bahwa kegagalan berarti berhenti, tapi saya selalu percaya bahwa ada hal baru lainnya yang bisa saya coba.

Namun, ada titik di mana saya merasa saya tidak mampu untuk merencanakan apa yang saya akan lakukan jika saya gagal atau bosan di satu ranah.

Saya tidak punya tujuan jangka panjang karena inner child di dalam diri saya selalu meminta untuk berpetualang mencari hal-hal yang baru lagi.

Maka, saya memutuskan untuk bekerja di studio iklan agar saya bisa lebih fokus dan tekun.

Baca Juga: Bisa Jadi Inspirasi dan Pelajaran, Film Berikut Cocok untuk Perempuan Tipe Pengembara

Selain itu, saya juga merasa rindu dengan pekerjaan balik layar untuk sebuah film, iklan, atau bentuk video lainnya.

Saat saya bekerja, saya menemukan lebih banyak ketidakpastian lainnya. Hal baru selalu muncul di hadapan saya setiap hari.

Sekarang saya merasa bahwa ketidakpastian adalah “sahabat” baru saya yang tidak bisa saya tinggalkan.

Saya menemukan bahwa ketidakpastian yang saya hadapi dan yang saya pilih untuk jalani merupakan sarana untuk saya terus bertumbuh dan beradaptasi.

Saya sadar bahwa saya tidak bisa tekun dalam satu hal dan berkomitmen dalam waktu yang lama untuk melakukannya.

Tapi di lain sisi saya juga sadar bahwa mimpi itu tidak terbatas dan sangat dinamis, saya bisa menemukan mimpi di mana saja dan mencobanya.

Walaupun tidak pasti, namun hal-hal baru yang saya coba dapat membentuk saya untuk lebih kuat, bertalenta, dan berkembang.

Pesan saya untuk perempuan di luar sana, janganlah takut untuk mencoba hal yang baru dalam menggapai mimpimu.

Baca Juga: Yuk, Bantu Tingkatkan Semangat Perempuan Tipe Pengembara dengan Cara Ini!

"Saat kita masuk ke ruangan yang baru dan tidak familiar memang terasa 'gelap' dan tidak ada 'cahaya' yang membimbing kita.

"Namun, kita selalu bisa menjadi 'cahaya' untuk diri kita sendiri asal kita percaya.” (*)