Menurut Psikolog, Ini Kiat Membesarkan Anak Tangguh dan Sukses

Ericha Fernanda - Senin, 21 Juni 2021
Kiat-kiat membesarkan anak tangguh dan sukses.
Kiat-kiat membesarkan anak tangguh dan sukses. freepik

Parapuan.co - Orang tua adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak-anak. Namun membesarkan mereka bukanlah hal yang mudah.

Orang tua ikut andil dalam memberikan pengaruh besar dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang.

Menjadi tanggung jawab orang tua dalam mengembangkan keterampilan untuk memaksimalkan potensi fisik, mental, dan sosial yang tersedia bagi mereka.

Baca Juga: Agar Anak Punya Harga Diri yang Tinggi, Berikut Tips Parenting yang Bisa Kawan Puan Coba

Membesarkan anak tangguh dan sukses tak sembarang, kualitas orang tua dalam mengasuh anak juga berperan penting.

Dr. Kumar Mehta, Ph.D., psikolog dan anggota dewan Committee for Children, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk membina kesejahteraan anak-anak melalui pembelajaran dan pengembangan sosial-emosional, membagikan kiat-kiat membesarkan anak tangguh dan sukses.

Orang tua mendorong anak-anak untuk bermain dengan bakat mereka

Melansir CNBC, setiap anak dilahirkan dengan keterampilan yang lebih maju di beberapa bidang daripada yang lain.

Anak Kawan Puan mungkin memiliki kekuatan spasial, seperti kemampuan berpikir abstrak dan dalam berbagai dimensi.

Atau mungkin mereka berbakat dalam matematika dan dapat menganalisis masalah secara logis, atau menyelidiki masalah secara ilmiah.

Selalu perhatikan bakat alami anak, kemudian bantu membangun bakat bawaan mereka.

Orang tua menunjukkan hubungan antara kerja keras dan hasil yang luar biasa

Orang tua dari anak-anak yang luar biasa selalu menunjukkan hubungan antara kerja keras dan hasil yang luar biasa.

Tentu saja, orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka memperhatikan.

Jadi tunjukkan kepada anak-anak bahwa kerja keras akan membuahkan hasil.

Beri tahu mereka, tidak ada hasil yang diberikan begitu saja. Begitu pun dengan jalan pintas (orang dalam) tidak akan membantu mereka mencapai tujuan mereka.

Orang tua menciptakan budaya perjuangan dan keunggulan

Studi tahun 2017 dengan judul "Peraih medali Inggris yang hebat: Biografi psikososial atlet Super-Elite dan Elite dari olahraga Olimpiade, oleh Lew Hardy dkk, menemukan bahwa mayoritas atlet ultra elit berasal dari lingkungan yang menganjurkan budaya berjuang.

Mereka dibesarkan di rumah di mana mengejar keunggulan dan mendorong batas selalu diharapkan, bukan hanya diinginkan.

Orang tua harus memiliki rencana bagi anaknya, mengarahkan tapi tidak memaksa, dan menuntun mereka untuk berjuang bersama.

Orang tua mendorong kepercayaan diri anak-anak

Membantu anak-anak membangun kepercayaan diri akan membuat perbedaan besar di kemudian hari dalam hidup mereka. 

Ini mendorong mereka untuk bermimpi besar dan mencegah mereka dari rasa ingin menyerah setelah kegagalan.

Ketika orang tua mendorong kepercayaan diri (daripada mengkritik dan merendahkan setiap kali anak-anak gagal dalam sesuatu), anak-anak lebih mungkin untuk mengadopsi pola pikir orang tua bahwa mereka pada akhirnya akan menggapai mimpinya.

Baca Juga: Pandemi Membuat Anak Cemas dan Sulit Tidur, Bagaimana Mengatasinya?

Sabar ketika anak bertanya

Orang tua dari orang yang paling berprestasi selalu menjadikan belajar hal baru sebagai prioritas.

Sebab, orang tua ini mengajari anak-anak mereka untuk merangkul rasa ingin tahu, satu hal yang mereka anggap sangat serius adalah menjawab pertanyaan.

Orang tua harus selalu dengan sabar mencoba menjawab pertanyaan yang anak-anak ajukan.

Ketika orang tua tidak memiliki jawaban langsung, orang tua harus mengajari anak-anak mereka bagaimana cara mencari jawaban atau mencarinya bersama.

Menonjolkan potensi diri sejak awal

Pola pikir orang tua adalah semakin awal mereka mendorong anak-anak untuk mempelajari bakat dan potensi alami yang dimilikinya, semakin cepat mereka akan berkembang ke keterampilan yang lebih maju.

Lalu, semakin cepat mereka mengembangkan keterampilan tingkat lanjut itu, semakin cepat mereka mengembangkan keterampilan terbaik di kelasnya.

Kemudian, semakin cepat mereka memperoleh keterampilan terbaik di kelasnya, semakin besar kemungkinan mereka untuk mencapai tingkat kemahiran yang langka dan elit.

Orang tua mendorong persaingan dan peningkatan

Menjadi kompetitif sejak usia dini, bahkan dalam kegiatan kecil seperti bermain atau siapa yang dapat membersihkan kamar paling cepat, membuat anak-anak stres dan tertekan untuk menang lagi di kemudian hari.

Tapi orang tua juga perlu mengajari bahwa mereka tidak boleh menempatkan nilai hanya pada kompetisi dan hasil.

Ingatkan, menjadi luar biasa lebih dari sekadar menjaga skor.

Jika anak-anak hanya terpaku pada hasil, dan bukan peningkatan, maka mereka cenderung tidak menguasai bidangnya.

Baca Juga: Ajarkan Hal Ini agar Anak Lebih Berani dan Tak menjadi Korban Bullying

 (*)

Sumber: CNBC,pubmed.ncbi.nlm.nih.gov
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania