5 Kiat Mengelola Keuangan sebelum Menikah di Usia 20an, Biar Tak Berutang!

Arintha Widya - Senin, 14 Juni 2021
Pasang Cincin pernikahan
Pasang Cincin pernikahan ridzky setiaji

Parapuan.co – Barangkali tidak sedikit dari Kawan Puan yang sudah berencana menikah meski baru berusia 20-an. Toh, tidak apa juga jika ingin menikah muda.

Menikah muda memang tidak menjadi soal bagi perempuan selama usiamu sudah melewati batas minimal yang ditetapkan dalam undang-undang, yaitu 16 tahun.

Namun, Kawan Puan harus melakukan pengelolaan keuangan yang bijak agar bisa tetap menikah muda dengan pasanganmu tapi tidak terlilit utang setelahnya.

Pasalnya, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik rencanamu dengan matang karena biasanya di usia 20-an, seseorang belum benar-benar stabil secara karier dan keuangan.

Apalagi pengelolaan keuangan sebelum menikah tak hanya soal pesta pernikahannya, melainkan bagaimana kehidupanmu dan pasangan saat berumah tangga.

Baca Juga: Jangan Boros, Manfaatkan Status Single untuk Membangun Keuangan yang Baik

Salah satu yang akan menjadi pertimbangan ialah apakah kamu akan bekerja atau tidak bekerja setelah menikah. Sebagai perempuan, kamu punya kendali atas hal ini.

Itu pun selaras dengan riset whitepaper PARAPUAN berjudul Perempuan Indonesia, Ambil Alih Kembali Kendali Mimpimu pada April lalu yang melibatkan dari 1.218 audiens KG Media.

Menariknya, hasilnya ialah 42,9% sangat setuju dan 41,8% setuju bahwa perempuan bebas memutuskan sendiri akan bekerja atau tidak bekerja.

Kamu bisa menjadi perempuan karier, jadi ibu rumah tangga, atau melakukan dua peran sekaligus. Toh, usia kamu masih muda, kan?

Baca Juga: Simak! Ini 2 Tipe Pembagian Peran dalam Keluarga Setelah Menikah

Seandainya karier dan keuanganmu yang belum stabil tetap tidak menghalangi niat untuk menikah di usia 20-an dan tak ingin berutang, rupanya ada caranya.

Kamu tetap dapat mewujudkan impianmu untuk menikah muda di usia 20-an selama mampu mengelola anggaranmu dengan baik meski terbatas.

Dengan pengelolaan keuangan yang bijak, kamu tidak hanya bisa menggelar pesta pernikahan, tetapi juga bisa terbebas dari utang saat baru membina rumah tangga.

Mau tahu rahasianya? Berikut saran dari Konsultan Keuangan dan Financial Planner, Tejasari Asad!

1. Cek kondisi keuanganmu saat ini

Mengetahui tentang kondisi keuangan sebelum melangkah untuk menikah dengan pasangan adalah hal yang penting.

Pertama-tama, kamu perlu mengecek apakah masih punya utang serta cicilan atau tidak?

Jika ada, paling tidak kamu mesti menyelesaikan utang dan cicilanmu terlebih dulu sebelum mulai menabung untuk menikah.

Kedua, alokasikan gajimu untuk kebutuhan sehari-hari supaya kamu tahu berapa yang perlu ditabung buat mewujudkan pernikahan nanti.

 

Baca Juga: Bicarakan 4 Bahasan Keuangan Ini dengan Pasangan sebelum Menikah

2. Diskusi dengan pasangan

Kalau kamu memang sudah ingin meresmikan hubungan dengan pasangan, ajaklah ia berdiskusi dengan serius soal pernikahan.

Bahas bersama pasangan tentang beberapa hal, seperti apakah akan mengadakan resepsi pernikahan, di mana lokasinya, dan siapa yang akan membayar biayanya.

"Harus dibicarakan. Mulai dari siapa yang bakal bayar resepsi, terus nanti acaranya mau di rumah siapa, atau digedung, semuanya," demikian kata Tejasari Asad.

Selain soal pesta pernikahan, mulailah diskusi bahasan keuangan lain dengan pasangan untuk kelancaran rumah tangga bersama nantinya.

Baca Juga: Berpengaruh Bagi Kesehatan Mental, Ini Cara Hadapi Kecemasan Finansial

3. Menyesuaikan acara dengan bujet

Berikutnya adalah membuat rencana acara, akan seperti apa resepsi pernikahan digelar.

Pasalnya, mahal atau tidaknya biaya pernikahan bisa bergantung pada konsep resepsi, semisal mau mengadakan upacara adat atau secara modern saja.

Apabila anggarannya terbatas, sebaiknya tidak merencanakan acara resepsi yang terlalu mewah.

Dikhawatirkan, pesta yang terlalu mewah dan melebihi bujet malah akan meninggalkan utang buatmu dan keluarga.

4. Tanyakan apakah kedua orang tua akan memberi bantuan dana

Tak jarang, keinginanmu sebagai anak dan kedua orang tua terkait resepsi pernikahan berbeda.

Kamu mau yang sederhana, tetapi orang tua bisa saja mengharapkan anaknya punya pesta pernikahan yang mewah, mengingat menikah sekali seumur hidup.

Kalau sudah begitu, cobalah ajak kedua orang tuamu berdiskusi perihal biaya resepsi. Pasanganmu pun perlu mendiskusikan hal ini dengan orang tuanya.

Apakah mereka bersedia ikut membantu membayar vendor atau tidak?

"Misalnya orang tua mau bantu untuk resepsi, kan, itu meringankan, ya. Tapi tetap harus diskusi, terus terang kamu mampunya segini. Tetap harus menghindari utang," Tejasari menyarankan.

Kalaupun dibantu, kamu dan pasangan tetap perlu mengondisikan supaya pengeluaran untuk pesta tidak membengkak.

Baca Juga: Selain Keuangan, Ini 5 Sumber Masalah yang Sering Ada dalam Pernikahan

5. Bersikap terbuka

Terakhir, kamu mesti bersikap terbuka dan tidak malu untuk bertanya ke sana-sini terkait penyelenggaraan pesta.

Cari teman diskusi, bisa kakak atau saudara-saudaramu yang sudah menikah, dan tanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam resepsi pernikahan.

Mengingat kamu sedang berhemat dan menghindari utang, tidak mengapa untuk meniadakan beberapa hal buat acara resepsi.

Semisal jika biaya sewa gedung terlalu mahal, kamu cukup mengadakan resepsi di rumah saja.

Baca Juga: Mengaku Boros, Eva Celia Mulai Kelola Keuangan Lewat Aplikasi Digital

Itulah tadi sekelumit saran dari Konsultan Keuangan jika kamu ingin menikah dan terbebas dari utang setelah resepsi pernikahan.

Tak hanya buat kamu yang berusia 20-an, tips ini berlaku pula untuk Kawan Puan berapapun usiamu yang karier dan keuangannya belum cukup stabil.

Semoga informasi di atas dapat membantu, ya! (*)

Sumber: Wawancara Konsultan Keuangan Tejasari Asad
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda