Mengenal Disgrafia, Tulisan Tangan Buruk pada Anak dan Bedanya dengan Disleksia

Arintha Widya - Jumat, 11 Juni 2021
ilustrasi tulisan tangan anak
ilustrasi tulisan tangan anak Pexels
  • Spasi tidak teratur dan tidak bisa diprediksi. Beberapa kata bisa saja dijejal-jejalkan bersama-sama, sementara yang lain diberi jarak.
  • Penulisan kata bisa jadi dimulai di tengah halaman atau di manapun, bukan di kiri.
  • Menulis tidak keruan di atas dan di bawah garis.
  • Penggunaan huruf kapital acak, bisa di tengah kata atau di mana saja, bahkan mungkin tidak ada penggunaan huruf kapital sama sekali meskipun mereka tahu cara menggunakannya.
  • Anak-anak dengan kondisi ini biasanya banyak mengeluh tangan mereka sakit setelah menulis.
  • Mereka memegang pensil dengan cara yang aneh atau menulis dengan posisi tubuh yang tidak biasa.
  • Mereka menolak tugas menulis.
  • Sering melakukan kesalahan ejaan.

Baca Juga: Dampak Positif Pembagian Peran Domestik Rumah Tangga Bagi Anak

Perbedaan Disgrafia dan Disleksia

Apabila Kawan Puan merasa disgrafia mirip dengan disleksia, mengingat istilah satunya lebih familier, pendapat ini tidak sepenuhnya salah.

Anak-anak dengan disgrafia bisa saja menderita disleksia juga, walau tidak semua mengalaminya.

Disleksia sendiri adalah gangguan belajar yang ditandai kesulitan membaca, mendengar suara, menghubungkan huruf dengan suara yang diwakilinya (phonics), decoding kata, kelancaran membaca lisan, dan ejaan.

Jadi salah satu yang membedakan disleksia dengan disgrafia adalah, disgrafia tidak berhubungan dengan kelancaran membaca.

"Disgrafia adalah gangguan keluaran yang tidak ada hubungannya dengan membaca," kata Dr. Beth King.

"Anak-anak ini kesulitan menuangkan pikiran di kepala mereka di atas kertas karena pembentukan huruf tidak otomatis," imbuhnya.

"Mereka berkonsentrasi pada cara menulis versus apa yang harus ditulis," demikian terang Dr. Beth King.

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara