Bisa Jadi Ancaman untuk Perempuan, Kanker Paru Kini Perlu Jadi Prioritas Nasional, Ini Alasannya

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 3 Juni 2021
Kanker paru menjadi kanker paling banyak membunuh perempuan, kini harus jadi prioritas nasional
Kanker paru menjadi kanker paling banyak membunuh perempuan, kini harus jadi prioritas nasional freepik.com

Diharapkan pemerintah memiliki ruang anggaran untuk akses pengobatan yang berkualitas bagi penyintas kanker paru di JKN.

Pemerintah selanjutnya diharapkan dapat mewujudkan kepastian dan jaminan agar penyintas bisa mendapatkan akses terhadap pengobatan yang tepat sesuai dengan diagnosis.

"Demi meningkatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik, pengobatan kanker paru telah tersedia di Indonesia dengan mengikuti panduan tatalaksana Kanker Paru dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sesuai dengan pedoman internasional, termasuk pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi target dan imunoterapi.

Baca Juga: Belum Genap Satu Bulan, Zaskia Sungkar Sudah Sunat Bayinya, Ini Manfaat Sunat Saat Bayi

"Terobosan dalam teknologi penanganan kanker paru terus berkembang dan tersedia di Indonesia dapat meningkatkan rata-rata angka harapan hidup atau median overall survival rate serta kualitas hidup penderita kanker paru di Indonesia,” ujar Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K)  selaku Anggota Pokja Onkologi Toraks Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Pengobatan imunoterapi ini memiliki sistem kerja yang langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh.

Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan terlatih kembali untuk aktif membunuh sel-sel kanker tersebut, seperti dikutip dari Media Xpress.

Imunoterapi diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyintas dan dapat menekan laju pertumbuhan angka beban kanker paru.

“Peningkatan kualitas hidup penyintas kanker paru tidak terlepas dari kemudahan akses mendapatkan akses dari tahap diagnosis, pengobatan dan tatalaksana paliatifnya,” tambah Dr. Sita. (*)

Sering Mengantuk di Siang Hari? 3 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebabnya