Orang Tua Harus Waspada, Ternyata Bayi Juga Bisa Mengidap Gangguan Kesehatan Mental

Alessandra Langit - Kamis, 27 Mei 2021
ilustrasi bau bayi
ilustrasi bau bayi staticnak1983

Parapuan.co - Saat kita berbicara soal kesehatan mental, pikiran kita secara otomatis membahas soal kesehatan mental orang dewasa atau anak remaja.

Tanpa kita sadari, gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapa pun di usia berapa pun, termasuk kepada bayi.

Kita jarang mempertimbangkan kesehatan mental bayi karena kita sendiri tidak paham bagaimana gangguan kesehatan mental dapat menyerang bayi. 

Sayangnya, banyak masalah kesehatan mental berakar pada tantangan yang terjadi pada masa bayi dan anak-anak usia dini.

Baca Juga: Alami Ngiler Berlebih, Apakah Pertanda Bayi Mulai Tumbuh Gigi?

Intervensi dini untuk pikiran yang baru berkembang sangat diperlukan untuk mencegah gangguan kesehatan mental di masa depan.

Berdasarkan penjelasan Mayo Clinic, kesehatan mental bayi mengacu pada kondisi mental bayi dan anak-anak hingga usia 3 tahun.

Hal itu termasuk pertumbuhan dan perkembangan emosional dan sosial. 

Berikut gejala gangguan kesehatan mental bayi:

  1. Pola tidur yang buruk
  2. Kesulitan makan
  3. Menangis terus-menerus
  4. Kegelisahan
  5. Gangguan lambung
  6. Kecemasan dan ketegangan
  7. Kesedihan dan ketakutan
  8. Sulit menambah berat badan
  9. Kegagalan untuk memenuhi standar perkembangan di usia tertentu

Inti dari kesehatan mental bayi adalah hubungannya dengan pengasuh utama yaitu orang tua atau wali. 

Bayi yang baru lahir datang ke dunia dengan sistem neurologis yang sangat mudah dipengaruhi. 

Mereka rentan dan tidak mampu mengatur keadaan fisik dan emosional mereka secara mandiri. 

Mereka belajar bagaimana mengatur diri sendiri melalui interaksi dengan pengasuh mereka.

Bayi memiliki empat keadaan biologis yang dapat diidentifikasi yaitu, tidur nyenyak, tidur sedikit nyenyak, siaga aktif, dan siaga tenang. 

Baca Juga: Suka Mencium Bau Bayi? Ternyata Ini Penyebab Bau Bayi Begitu Adiktif

Mereka mengandalkan pengasuh untuk membantu mereka mempertahankan kestabilan. 

Bayi berkomunikasi tanpa kata-kata. 

Sebaliknya, mereka menggunakan isyarat seperti menangis, cegukan, dan tatapan untuk menunjukkan kepada pengasuh bahwa mereka dalam kesusahan. 

Ketika kebutuhan mereka berhasil dipenuhi oleh pengasuh yang responsif, bayi belajar bahwa mereka dapat mengandalkan orang lain dan ikatan sosial terbangun. 

Hubungan pertama ini berfungsi sebagai dasar untuk semua hubungan selanjutnya dan membentuk fondasi kesehatan mental dan pertumbuhan emosional bayi.

Keadaan pengasuh yang kurang baik seperti kesehatan mental pengasuh yang terganggu, tidak adanya dukungan dari keluarga besar, pengasuh yang pernah mengalami kekerasan, dan emosi pengasuh yang tidak stabil, dapat berpengaruh bagi kesehatan mental bayi.

Gangguan kesehatan mental bayi tersebut dapat berpengaruh pada pertumbuhannya di kemudian hari dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain.

Kawan Puan, sebagai orang tua dari bayi dan anak kecil, kita masih dapat memberikan kualitas pengasuhan yang baik. 

Membesarkan anak adalah kerja keras.

Trauma masa lalu dan kondisi kesehatan mental kita yang tidak baik membuat membesarkan anak menjadi lebih sulit dan membahayakan anak kita sendiri. 

Baca Juga: Biarkan Bayi Tidur Tengkurap Bisa Bahayakan Nyawa, ini Penjelasannya

Jika Kawan Puan merasa bahwa masalah ini sama seperti apa yang kamu alami, bertemu dengan psikolog profesional dapat memberi wawasan tentang interaksi dengan bayi.

Psikolog profesional juga dapat membantumu memahami isyaratnya dan juga meningkatkan ikatan secara keseluruhan. 

Metode seperti terapi diadik, yang melibatkan pengobatan yang diberikan kepada orang tua dan anak secara bersamaan, membantu mendukung kita untuk meningkatkan respon terhadap bayi.

Metode tersebut juga mendorong pertumbuhan emosional, sosial, dan kesehatan mental bersama. (*)

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati