Miris, Inikah Alasan Girlgroup Lebih Rentan Bubar Ketimbang Boygroup?

Arintha Widya - Rabu, 19 Mei 2021
Girlgroup Kpop yang bubar
Girlgroup Kpop yang bubar

Posisi Boygroup Dibanding Girlgroup

Beberapa tahun terakhir, industri musik dunia didominasi dengan popularitas boygroup Kpop BTS.

Pada 2019, BTS menjadi band pertama sejak The Beatles, yang tiga albumnya berada di peringkat satu tangga lagu pop Amerika Serikat.

Salah satu video musik lagu BTS, yaitu yang berjudul Boy With Luv berhasil mendapatkan rekor views terbanyak di YouTube.

Pasalnya, hanya dalam 24 jam saja video musik lagu itu telah disaksikan sekitar 78 juta kali.

Alasannya, disebutkan bahwa boygroup mempunyai daya tarik yang amat jelas bagi penggemar.

Mereka menarik perhatian para perempuan, khususnya di usia remaja dengan menunjukkan kepribadian berbeda pada tiap-tiap anggota.

Ada yang menampilkan imej sebagai badboy, laki-laki pemalu, kocak, cuek, bahkan lugu.

Sasha Geffen dari The Fader menyebut, remaja perempuan yang tergabung dalam fandom boygroup menjadikan para anggota band favoritnya sebagai panutan dalam pembentukan identitas diri.

Baca Juga: 4Minute hingga 2NE1, Ini 5 Girlgroup Kpop yang Bubar Sebelum GFRIEND

"Fandom boy band telah berfungsi sebagai latihan pembentukan identitas yang mudah diakses di kalangan remaja selama beberapa dekade," tulis Sasha mengutip Fader via How Stuff Works.

Jika boygroup dianggap 'menjual' karakter dan identitas diri, maka tidak berbeda jauh dengan girlgroup, semisal Spice Girls.

Bedanya adalah, penggemar perempuan menyukai boygroup secara karakter individu tiap anggota.

Sedangkan untuk girlgroup, mereka lebih melihat grup favoritnya sebagai teman yang bisa diajak menyanyi bersama.

"Daripada menyukai para anggota, mereka melihat girlgroup berbicara tentang pengalaman mereka sendiri dan seseorang yang bisa diajak naik ke panggung," terang jurnalis musik Evelyn McDonnel.

"Mereka memproyeksikan diri mereka ke atas panggung bersama girlgroup, bukan memproyeksikan diri mereka ke kamar tidur," imbuhnya.

Sumber: How Stuff Works
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati