Kegelisahan Ibu saat WFH, dari Tidak Bisa Menemani Anak hingga Gawai

Ilustrasi ibu bekerja dari rumah.
Ilustrasi ibu bekerja dari rumah. kohei_hara

Namun, psikolog anak dan keluarga, Astrid W.E.N., M. Psi., Psikolog mengingatkan agar ibu bekerja dapat bekerja dengan cerdas, tak hanya keras.

"Jangan sampai karena kerja kita jadi sangat kaku. Anak menangis itu artinya butuh pertolongan. Kita bisa keluar sebentar, itu kan enggak memakan waktu kita," ujar Astrid.

Saat dihubungi PARAPUAN, Astrid mengingatkan agar ibu bekerja harus kerja berdasarkan waktunya. Jangan sampai kita bekerja lebih dari waktunya sampai 24 jam sehari, ya!

Baca Juga: Work From Home, Ternyata dapat Meningkatkan Hubungan Ibu dan Anak!

Ingatlah, kita punya kehidupan lain selain pekerjaan di depan mata. Jika bisa menyeimbangkan kerja dan urusan rumah, kita akan makin dekat dengan anak kita, lho.

Bisa begitu karena kita bertemu setiap hari di rumah dan hal ini diakui Shanty serta Narulita. Tentu, mereka bisa begitu berkat pembagian peran dalam keluarga yang adil dan seimbang. (*)