Peringati Hari Pendidikan Nasional, Ini Pentingnya Kesetaraan Pendidikan bagi Perempuan

Alessandra Langit - Minggu, 2 Mei 2021
Ilustrasi perempuan di sekolah
Ilustrasi perempuan di sekolah Finnbarr Webster/Getty Images

Parapuan.co - Setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Hari Pendidikan Nasional ditetapkan berdasarkan hari lahir Bapak Pendidikan Bangsa, Ki Hajar Dewantara.

Pendidikan dianggap sebagai kemewahan pada zaman perjuangan dari penjajah, maka Ki Hajar Dewantara bertekad untuk menyamaratakan pendidikan di Indonesia bagi rakyat kecil yang bukan dari keluarga bangsawan.

Baca Juga: Rayakan Hari Pendidikan Nasional, Ini Kisah Bapak Pendidikan Bangsa Ki Hajar Dewantara

Kesetaraan pendidikan menjadi isu yang selalu dipermasalahkan di hampir seluruh negara di dunia karena nyatanya, sampai saat ini, akses edukasi dan pendidikan tidak tersebar secara merata.

Perempuan pun menjadi korban ketidaksetaraan pendidikan di dunia.

Stigma sosial yang konservatif menjadi salah satu alasan mengapa banyak perempuan yang tidak merasakan bangku pendidikan.

Melansir dari laman resmi UNICEF, 132 juta perempuan di seluruh dunia tidak bersekolah, termasuk 34,3 juta pada usia sekolah dasar, 30 juta pada usia sekolah menengah pertama, dan 67,4 juta pada usia sekolah menengah atas. 

 

Selain itu, kemiskinan, pernikahan anak di bawah umur, dan kekerasan berbasis gender juga menjadi alasan perempuan tidak mendapatkan pendidikan. 

Keluarga miskin sering kali lebih memilih anak laki-laki ketika harus menempuh pendidikan.

Di beberapa tempat, sekolah tidak memenuhi kebutuhan keselamatan, kebersihan, atau sanitasi perempuan. 

Di sisi lain, banyak praktik pengajaran yang tidak berpihak pada perempuan dan mengakibatkan kesenjangan gender dalam pembelajaran dan pengembangan keterampilan.

Baca Juga: Kesetaraan Gender Juga dapat Dimulai dari Rumah, Begini Caranya

Mengapa perempuan harus mendapatkan pendidikan?

Perempuan, sebagai manusia, memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan.

Kesetaraan pendidikan bagi perempuan dapat mengubah komunitas, negara, dan seluruh dunia. 

Perempuan yang menerima pendidikan cenderung tidak menikah di usia belia dan lebih cenderung menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. 

Hal tersebut dapat mengurangi kasus kekerasan berbasis gender, terutama dalam pernikahan. 

Baca Juga: Sexting dan 8 Jenis Kekerasan Berbasis Gender Online, Apa Itu?

Selain itu, perempuan akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, berpartisipasi dalam keputusan yang paling mempengaruhi mereka, dan membangun masa depan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan komunitas.

Pendidikan bagi perempuan dapat memperkuat ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan. 

Hal ini akan berkontribusi pada masyarakat yang lebih stabil dan tangguh.

Maka dari itu, pendidikan untuk anak perempuan lebih dari sekadar akses ke sekolah. 

Hal ini juga menyangkut keamanan perempuan dan kesetaraan gender di ruang pendidikan.

Mengapa harus ada kesetaraan gender di ruang pendidikan?

Sistem pendidikan yang setara dapat mendukung penuh perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan keterampilan kerja, manajemen diri, komunikasi, negosiasi, dan pemikiran kritis.

Hal tersebut dapat mengakhiri kesenjangan keterampilan kerja dan kesenjangan gaji antar gender.

Sistem pendidikan yang setara dapat berkontribusi mengurangi kekerasan berbasis gender di sekolah dan praktik-praktik berbahaya, termasuk pernikahan anak di bawah umur.

Baca Juga: Hari Buruh Internasional, Simak 6 Tuntutan Komnas Perempuan untuk Lindungi Hak Pekerja Perempuan

Kawan Puan, perlu diingat bahwa perempuan berhak mendapatkan pendidikan yang setara dan aman.

Maka dari itu, kita harus terus ikut menyuarakan hak-hak perempuan untuk mendapat pendidikan dan berkontribusi untuk lembaga sosial yang mengadakan program pendidikan gratis bagi rakyat kurang mampu.(*)

Sumber: UNICEF
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri