4 Langkah Tangani Tantrum pada Si Kecil, Kuncinya Kedekatan Orangtua dan Anak

Devi Agustiana - Kamis, 22 April 2021
Tantrum pada anak
Tantrum pada anak Istock

Parapuan.co - Tantrum adalah hal normal dalam pertumbuhan anak.

Saat bayi, anak memainkan peran pasif dan membutuhkan banyak bantuan, hal itu membuat orang dewasa harus memenuhi semua kebutuhan mereka.

Selain itu, anak juga belum mampu untuk memandang diri mereka sendiri sebagai makhluk yang mandiri.

Namun semua ini berubah saat bayi berusia 18 bulan.

Baca Juga: Tiga Hal yang Perlu Kamu Perhatikan dalam Pola Pengasuhan Anak

Hal tersebut lantaran anak sudah memiliki kesadaran dan ingin mengekspresikan kemandiriannya.

Melansir laman Step to Health, anak “tahu” persis apa yang mereka inginkan, tetapi tidak memiliki kendali atas hidup mereka.

Selain itu, anak tidak memiliki alat untuk mengekspresikan diri.

Jadi, mereka tidak bisa untuk “tidak mengamuk” sebagai protes karena belum mampu memuaskan keinginannya.

Baca Juga: Ternyata Berbeda, Berapa Lama Waktu Menyusui Berdasarkan Usia

Tahap ini bisa berlangsung hingga usia empat tahun, tetapi setiap anak memiliki kecenderungan yang berbeda.

Membahas soal tantrum sendiri, kepribadian anak dan cara orangtua menanganinya sangat menentukan.

Untuk itu, berikut empat tips mudah mengatasi anak saat tantrum:

1. Hindari Kemungkinan Pemicu

Baca Juga: Orang Tua Wajib Paham, Ini 4 Tips Ajarkan Anak Agar Tak Berlaku Rasis

Orangtua mungkin memerhatikan bahwa anak lebih cenderung mengamuk saat lapar, atau lelah.

Jadi orangtua bisa mengambil beberapa langkah untuk mencegah tantrum terkait hal tersebut.

Pertama dan terpenting, cobalah untuk menetapkan jadwal dan rutinitas dalam kehidupan anak.

Usahakan untuk tidak melebihi waktu makan atau tidur siang, lalu sesuaikan semua aktivitas lainnya dengan kebutuhan dasar ini.

Baca Juga: Pasokan ASI Rendah, Ini Beberapa Penyebab yang Mempengaruhinya

Selalu bawa camilan di tas jika anak merasa lapar.

2. Berikan Pengertian

Merupakan hal yang wajar bagi anak-anak untuk tidak ingin meninggalkan aktivitas yang mereka anggap menyenangkan.

Inilah mengapa kamu harus memberi tahu mereka sekitar lima hingga sepuluh menit sebelumnya jika ingin meninggalkan taman atau meminta mereka untuk makan malam.

Anak mungkin masih menolak, tetapi akan lebih mudah bagi mereka untuk terbiasa dengan gagasan tersebut jika memberi tahu sebelumnya.

Baca Juga: Melahirkan Prematur, Audi Marissa Bagikan Perjuangan Jadi Seorang Ibu Baru

3. Bersikap Fleksibel

Tantrum muncul ketika orang dewasa mencoba memaksakan keinginan anak.

Ingatlah bahwa anak mulai menentukan karakternya dan menginginkan otonomi.

Tidak ada salahnya memberi mereka kebebasan untuk memutuskan beberapa hal yang menjadi perhatiannya.

Baca Juga: Jangan Dipaksa, Berikut 4 Trik Atasi Anak yang Mulai Malas Mandi

Setidaknya, beri mereka beberapa opsi untuk dipilih sesuai batas.

Misalnya, biarkan mereka memutuskan di cangkir mana ingin minum susu untuk sarapan, acara mana yang ingin mereka tonton, atau baju mana yang ingin mereka pakai.

4. Tegaskan Emosi Anak

Tantrum terjadi karena anak belum mengetahui cara mengelola dan mengungkapkan perasaannya.

Untuk alasan ini, penting mengajari mereka kecerdasan emosional.

Baca Juga: Seberapa Penting Peran Ayah di Rumah untuk Menciptakan Kesetaraan Gender? Ini Kata Ahli

Beri tahu anak bahwa kamu memahami perasaannya dan mereka berhak merasakan.

Dengan cara ini, buah hati akan dapat mengekspresikan perasaan mereka dan tidak perlu mengungkapkannya dengan cara berteriak.

Sekarang, apa yang harus dilakukan jika anak sudah terlanjur melempar-lempar barang saat tantrum?

Pertama-tama, tetap kendalikan emosi dan berhati-hatilah dengan apa yang kamu katakan.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Agar Kesetaraan Gender Dapat Berlaku di Rumah

Ingatlah bahwa anak tidak mencoba mempermalukanmu di depan umum, mereka hanya tidak bisa mengendalikan emosi mereka.

Pilih empati dan jadilah penyayang, tetapi pastikan anak tak menyakiti diri sendiri atau orang lain dengan tindakannya.

(*)

Sumber: Step to Health
Penulis:
Editor: Linda Fitria