Atta Ingin Punya 15 Anak, Komnas PA: Perempuan Bukan Pabrik Anak

Aulia Firafiroh - Kamis, 8 April 2021
Aurel Atta
Aurel Atta

Berbeda dengan dr Boyke, Komnas Perempuan jauh kebih tegas mengecam Atta Halilintar.

Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah, mengaku kecewa dan prihatin dengan ucapan Atta Halilintar.

Menurut Siti Aminah, pernikahan itu bukan sekedar ajang untuk memproduksi anak.

Menurut Komisioner Komnas Perempuan tersebut, mendesak Aurel untuk memiliki 15 anak saja, sudah termasuk melanggengkan ketidakadilan gender.

Ia bahkan menegaskan bahwa perempuan bukanlah pabrik anak.

"Perempuan itu bukan pabrik anak," tegas Siti Aminah.

"Seperti misalkan keinginan untuk memiliki anak 15 orang, sudahkah hal ini disepakati? Perempuan tidak bisa diposisikan sebagai 'pabrik' anak saja, perempuan memiliki hak untuk menentukan kapan, berapa jumlah anak dan jarak setiap anak dalam perkawinan," jelasnya.

Baca juga: Kerap Diabaikan, Bisa Jadi Ini yang Jadi Penyebab Sulit Hamil

Lebih lanjut, Komnas Perempuan juga menambahkan bahwa perempuan berhak menentukan kapan untuk hamil dan melahirkan serta ikut memilih jumlah anak dalam keluarga setelah menikah.

Komnas Perempuan, berharap status Atta Halilintar sebagai influencer mampu memberikan pengaruh baik untuk generasi muda soal makna dan tujuan pernikahan.

"Atta Halilintar yang patriarkis dan menjadikan perkawinan sebagai media untuk melanggengkan ketidakadilan gender.

Bentuk ketidakadilan gender yang dilanggengkan yaitu subordinasi, yaitu perempuan dianggap bukan sebagai pengabil keputusan, tapi ditentukan oleh suami.

Perempuan sebagai istri ikut kehilangan haknya sebagai penentu atau memutuskan rumah tangga seperti apa yang akan dibina," ujar Komisioner Komnas Perempuan, Rabu (7/4/2021).

Baca juga: AJI: Perusahaan Media di Indonesia Belum Dukung Kesetaraan Gender

Siti mengingatkan Atta semestinya bisa menjadi contoh yang baik karena posisinya sebagai public figure.

"Sebagai selebgram, Atta juga harus menghayati dan memahami makna tujuan perkawinan yaitu membentuk keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan ketuhanan YME. Yang artinya untuk mencapai itu harus ada kesalingan dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan," ujarnya.

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh