Bisa Berisiko, Amankah Data Pribadi dalam Paspor Vaksin Digital Saat Bepergian?

Alessandra Langit - Selasa, 6 April 2021
Ilustrasi paspor vaksin digital
Ilustrasi paspor vaksin digital

Accredify adalah salah satu perusahaan akreditasi dokumen berbasis di Singapura. 

Teknologi mereka digunakan dalam pemeriksaan kesehatan COVID-19 pra-perjalanan di bawah amanat Pemerintah Singapura. 

Mereka mengklaim, daya tarik sistem akreditasi digital berdasarkan blockchain adalah bahwa sistem tersebut tahan gangguan dari pihak lain.

Baca Juga: Menjelang Puasa 2021, Ini 13 Imbau Hadapi Ramadan Saat Pandemi, Termasuk Soal Vaksin dan Buka Bersama

Oleh karena itu, data tidak bisa dipalsukan.

“Dokumen medis yang disimpan secara pribadi di aplikasi hanya dapat diakses pengguna, memberi mereka keputusan akan siapa dan kapan mereka akan membagikan catatan medis tersebut,” kata seorang juru bicara Accredify.

Sisi negatif

Sisi negatif dari data yang disimpan digital adalah keamanan data pribadi kita yang terancam.

Meski Accredify menyatakan bahwa data medis yang disimpan secara digital dimiliki sepenuhnya oleh pengguna. 

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Lebih Banyak Dialami Perempuan, Kenapa?

Namun, mereka mencatat adanya kekhawatiran seputar keamanan dan data pribadi. 

Hal tersebut dapat membuat konsumen kurang bersedia untuk mengadopsi paspor kesehatan digital dibandingkan alternatif fisik (kertas) paspor tersebut. 

“Sama halnya dengan aplikasi apapun yang menyimpan catatan kesehatan, akan ada masalah privasi dan penipuan,” ujar juru bicara Accredify.

Nah, Kawan Puan dapat menjadikan informasi ini sebagai pertimbangan untuk menggunakan paspor vaksin nih.

Semoga segera ada aplikasi yang menawarkan keamanan yang pasti untuk data pribadi kita ya!

(*)

Sumber: travel.kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Banyak Tanggal Merah, Ini Daftar Festival Budaya Hong Kong dan Pertunjukan Kembang Api di Bulan Mei