Bagaimana Jika Telat Suntik Dosis Kedua Vaksin Covid-19? Ini Kata Ahli

Ratu Monita - Rabu, 24 Maret 2021
Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 kompas.com

Parapuan.co - Pemberian vaksin Covid-19 jenis sinovac sudah mulai didistribusikan sejak awal tahun 2021. Pemerintah memang makin gencar melakukan vaksinasi.

Sejumlah kelompok prioritas yang mendapatkan vaksin lebih awal pun sudah menerima penyuntikan vaksin, baik pertama dan kedua.

Vaksin Covid-19 ini memang diberikan dua dosis atau dua kali penyuntikan dengan interval waktu pemberian selama dua minggu atau 14 hari.

Namun, muncul pertanyaan, bagaimana jika telat atau melewati tanggal penyuntikan dosis kedua?

 

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Lebih Banyak Dialami Perempuan, Kenapa?

Terkait pertanyaan tersebut, rupanya telah dibahas dan dijelaskan pula oleh sejumlah ahli, baik dari luar negeri hingga dalam negeri.

Pasalnya, penyuntikan pertama itu sebagai vaksin, sedangkan penyuntikan dosis kedua sebagai booster agar kadar antibodi yang ada maksimal dan optimal.

Mengutip dari Kompas.com, menurut Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto, jika seseorang berhalangan untuk menghadiri penyuntikan vaksin kedua, maka ia dapat mendatangi tempat pelayanan kesehatan yang melayani vaksinasi di kemudian hari dan sesegera mungkin.

"Sebetulnya merujuknya ke hasil uji klinis, di sana ada toleransi, tidak persis 14 hari. In case terjadi keterlambatan, tetap acceptable, (datang di keesokan harinya) suntik lagi enggak apa-apa.

Nanti oleh tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi akan diberikan info (berapa lama keterlambatan itu bisa ditoleransi), tapi itu bukan justifikasi untuk terlambat," kata Bambang.

Bambang pun menegaskan, toleransi itu tidak bisa disepelekan dan idealnya setiap orang tetap datang sesuai jadwal untuk melancarkan program vaksinasi.

Bahkan, lansir dari Miami Herald, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan, seseorang menerima vaksin kedua paling tidak selama tiga minggu hingga satu bulan setelah penyuntikan dosis pertama.

Selaras dengan itu, Oregon Health Association (OHA), Timothy Heider, menyarankan untuk menerima dosis kedua vaksin Covid-19 dengan rekomendasi interval sedekat mungkin.

Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Hukum Vaksinasi Covid-19, Sebut Tak Batalkan Puasa

"Namun, tidak ada interval maksimum antara dosis pertama dan kedua untuk kedua vaksin," kata Heider, dikutip dari laman KGW8.

Dr Buddy Creech, direktur di Vanderbilt Vaccine Research Program di Vanderbilt Universoty Medical Center, pun bilang, keterlambatan pemberian vaksin seharusnya tak perlu terlalu dikhawatirkan.

"Sistem imun dalam tubuh kita sangat cerdas, ia tidak akan lupa tentang apa yang dikenalinya pertama kali. Sehingga tetap aman.

Jika jeda penyuntikan selama empat, enam, ataupun delapan minggu, hal ini tidak akan menjadi masalah bagi sistem kekebalan tubuh kamu," tutur Dr Creech, dikutip dari laman Miami Herald.

Akan tetapi, tindakan penundaan atau keterlambatan penerimaan vaksin ini juga menimbulkan kekhawatiran sebagian pakar kesehatan, terutama ketika kasus infeksi masih tinggi.

Tindakan memperlambat penerimaan dosis kedua vaksin Covid-19 ini dikhawatirkan bisa memicu laju kecepatan mutasi virus corona, dikutip Kompas.com dari DW Indonesia.

Sebab, hal yang dikhawatirkan terdapat kemungkinan akan menimbulkan varian virus yang mengalami mutasi lebih resisten terhadap antibodi yang terbentuk.

Mengingat efektivitas dosis pertama vaksin Covid-19 masih sangat rendah, sehingga untuk mendapatkan perlindungan maksimal diharuskan melakukan penyuntikan dosis kedua.

Oleh karena itu, sangat disarankan agar setiap orang melakukan vaksinasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan bagi yang menunda segera melakukan penyuntikan dosis kedua. (*)

Sumber: kompas,Miami Herald
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda

Dialami Komedian Parto Patrio, Ini Gejala Batu Ginjal yang Tak Boleh Disepelekan