Punya Andil Besar, Orangtua Bisa Jadi Penyebab Anak Alami Bullying

Poetri Hanzani - Rabu, 3 Maret 2021
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying Freepik

Parapuan.co – Perundungan alias bullying merupakan hal tidak terpuji.

Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada anak kita.

Kalau dulu bullying hanya terjadi pada saat perpeloncoan masuk jenjang sekolah, maka kini bullying sudah makin mengkhawatirkan.

Bahkan saat ini bullying tak hanya terjadi pada anak saja, namun orang dewasa juga kerap mengalaminya.

Baik itu secara verbal maupun fisik, bullying memberikan dampak sangat buruk.

Baca Juga: Sosok Rina Gunawan di Mata Para Sahabat: Paling Rajin Ngingetin Ibadah

Anak yang mendapatkan bullying, terkadang enggan untuk memberitahu pada guru atau orangtuanya.

Hal ini karena mereka takut, malu, takut dimarahi atau tidak mampu untuk mengungkapkannya.

Padahal bullying dapat berdampak pada kesehatan mental anak, bahkan bisa menimbulkan rasa trauma mendalam yang akan dibawanya hingga dewasa.

Anak juga menjadi malas ke sekolah, lebih senang menyendiri, menangis tiba-tiba hingga perubahan lainnya.

Baca Juga: Kecanduan Olahraga, Andrea Dian Tak Pelit Bagi Tips Tetap Konsisten: Bikin Catatan Journey

Sudah banyak berita yang kita baca bahwa bullying menimbulkan korban jiwa karena korban bullying bunuh diri.

Tentunya sebagai orangtua kita berharap jangan sampai anak kita dirundung.

Akan tetapi orangtua harus intropeksi jangan-jangan anak kita dirundung karena ada faktor dari lingkungan atau dari cara pengasuhan.

Biasanya karakter anak yang rentan menjadi korban bullying adalah dia yang memiliki sifat tertutup, pemalu, dan penakut.

Baca Juga: Hati-hati, Jangan Sampai Acara BBQ Hancur Karena Kesalahan Menggunakan Bahan Ini

Korban juga cenderung mempunyai bentuk fisik tubuh berbeda dari ukuran teman seusianya, misalnya berbadan kecil atau malah lebih besar.

Menurut ahli pendidikan dan psikologi anak, pola asuh orangtua juga punya andil besar sehingga anaknya rentan menjadi korban bullying.

Karakteristik orangtua seperti apa yang memicu anaknya jadi korban bullying?

  1. Jarang meluangkan waktu bersama anak

Bahwa orangtua beralasan mereka sibuk bekerja demi menghidupi keluarga memang benar.

Baca Juga: Momen Kekompakan Almarhumah Rina Gunawan dan Sang Putri, Karnisya

Orangtua berkewajiban bekerja sehingga membuat mereka menjadi sibuk.

Tetapi tentunya kesibukan itu tidak selalu dibawa 24 jam dalam kehidupan hingga tidak mampu membagi porsi yang seimbang antara urusan kerjaan dan rumah tangga.

Kalau itu terjadi, waktu berkualitas berkurang sehingga anak tidak bisa berbagi dan bercerita pada orangtuanya.

Kalau saja orangtua mau meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak, kasus bullying dapat dihindari dan ditangani.

Karena anak juga butuh perhatian dari kita sebagai orangtua.

Ia ingin kita juga bisa menjadi sahabat mereka untuk bisa berbagi banyak hal.

Baca Juga: Berhasil Turunkan Puluhan Kilogram, Rina Gunawan Sempat Bagi Tips Diet Pada Ashanty Sebelum Meninggal

Sebab, cinta dan kasih sayang dari orangtua dapat menjadi kekuatan besar untuknya.

Sehingga ia bisa menjadi pribadi yang lebih kuat dan berani dalam mengungkapkan sesuatu yang menurutnya tidak baik.

Maka, mulai saat ini selalu sisihkan waktu untuk anak meski sesibuk apapun kita bekerja.

  1. Sikap cuek dan sepele

Tidak ada orangtua yang sempurna, tapi sikap cuek pada anak seharusnya tidak ada dalam kehidupan orangtua.

Jangan merasa aneh, tapi ada banyak orangtua yang cuek akan kegiatan anak-anaknya.

Baca Juga: Ini 5 Cara Tepat Merawat Lensa Kontak, Hindari Sinar Matahari Berlebih

Mendengarkan cerita anak lalu hanya memberikan komentar standar tanpa memberi solusi bukanlah sikap perhatian.

Banyak orangtua hanya berkomentar sebatas “diamkan saja”, “cuek saja, nanti juga berhenti sendiri”.

Akibatnya anak pun kehilangan sosok orangtua yang memberikan perlindungan.

Padahal yang anak butuhkan bukanlah hal itu karena ia hanya ingin bisa dimengerti oleh kita.

Ia ingin kita untuk lebih peduli dan selalu ada untuknya dalam segala hal.

Jika orangtua terlalu bersikap cuek pada anak, bukan tak mungkin anak akan menjauh dan tidak dekat dengan kita.

Baca Juga: Kabar Duka Rina Gunawan Dikabarkan Baru Saja Meninggal Dunia, Melly Goeslaw Ungkap Hal Ini

  1. Terlalu ikut campur

Ini kebalikan dari sikap cuek, justru orangtua punya rasa khawatir yang berlebihan.

Kita boleh khawatir dengan anak, namun jika terlalu berlebihan juga tidak baik untuknya.

Kenali apa yang terjadi pada kehidupan anak.

Saat anak bercerita kalau ia dibercandai ringan, jangan langsung panik.

Belum tentu itu menjurus bullying dan masih bisa ditangani oleh anak dan guru sekolah.

Baca Juga: Biar Hubungan Enggak Monoton, Lakukan 3 Hal Seru Ini Bareng Pasangan!

Jangan sampai orangtua kalang kabut dan mengambil tindakan ekstrem seperti mendatangi sekolah sambil marah-marah sehingga membuat anak malu.

Maka, penting bagi orangtua untuk mengetahui dan mengenali karakter anak kita.

Cobalah jadi sahabat terbaik untuknya, sehingga anak bisa bercerita apa saja pada kita.

Usahakan juga selalu ada untuk anak, dengan demikian anak tidak menganggap jika ia merasa sendiri.

Karena kita ada untuknya kapanpun dan di manapun setiap ia membutuhkan.

(*)

Sumber: Nakita
Penulis:
Editor: Linda Fitria