Bingung Memilih Mainan untuk Balita? Simak Tips Memilih Mainan untuk Anak

Ratu Monita - Minggu, 28 Februari 2021
Ilustrasi mainan untuk balita.
Ilustrasi mainan untuk balita. MaxPixel's contributors

Parapuan.co - Mainan adalah sarana bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang, tak heran jika ada sebutan dunia anak adalah dunia bermain.

Namun, pada dasarnya mainan yang baik adalah mainan yang edukatif dan dapat merangsang kreativitas anak.

Memilih mainan anak memang terkesan gampang, terlebih saat berkunjung ke toko mainan dan anak mulai meminta mainan sesuai keinginannya.

Baca Juga: Anak Bosan di Rumah Selama Pandemi? Ini Ide 6 Kegiatan Seru, Yuk Coba!

Seiring berjalannya waktu, industri permainan anak di Indonesia juga semakin berkembang.

Mainan anak pun semakin beragam jenis dan bentuknya, dimulai dari yang berbahan plastik hingga yang berbahan kayu.

Kawan Puan mungkin pernah berada di posisi bingung harus membelikan mainan seperti apa yang aman untuk anak-anak, bingung menentukan kualitas mainan yang baik dan bertahan lama untuk anak.

Melansir dari Zero to Three terdapat tips memilih mainan untuk balita yang aman dan bermanfaat.

1. Pilih mainan yang dapat dimainkan dengan berbagai cara

Usia balita adalah masa di mana anak-anak senang untuk mengeksplor suatu barang.

Misalnya dimulai dari membongkarnya, menyatukan kembali, dan menyusun suatu barang.

Oleh karena itu, pilihlah jenis mainan anak yang "open ended".

Baca Juga: Tak Perlu Pura-pura Kuat, Ini Dia 7 Cara Meningkatkan Kekuatan Mental dan Emosional

Dalam artian, dengan jenis mainan tersebut anak-anak dapat memainkan berbagai ragam permainan berbeda.

Jenis permainan seperti ini dapat menstimulasikan kreativitas anak, serta mengembangkan keterampilannya dalam memecahkan masalah dan berpikir logis.

Contoh mainan open ended, seperti permainan balok dan mainan pasir.

2. Pilih mainan yang bersifat tahan lama

Kawan Puan mungkin pernah membeli mainan anak yang hanya dimainkan dua hari, setelahnya anak sudah enggan untuk memainkan.

Oleh karena itu pilihlah mainan yang bersifat edukatif, yakni mainan yang tidak hanya bisa dimainkan saat anak usia batita, namun juga bisa dipakai sampai anak tumbuh besar.

Misalnya : balok kayu, mainan perlengkapan masak, dan action figures.

Baca Juga: Jangan Dimarahi, Pahami 3 Penyebab Anak Batita Berperilaku Negatif

3. Pilihlah mainan yang dapat dieksplorasi

Aktivitas bermain adalah kesempatan bagi anak-anak untuk menambah keterampilan baru.

Sebab itu, penting bagi Kawan Puan, sebagai ibu memilih mainan yang bersifat edukatif.

Hal ini karena mainan yang dapat mendorong eksplorasi anak mampu menumbuhkan kreativitas serta meningkatkan kecerdasan anak, sekaligus membentuk karakter anak dalam memecahkan masalah.

Selain itu, mainan tersebut juga dapat melatih keterampilan motorik halus pada anak.

Contohnya seperti, puzzle, sorting bentuk, permainan tanah liat, dan play dough.

4. Pilihlah mainan yang dapat merangsang daya imajinasi

Pernahkah Kawan Puan melihat anak balitamu tengah bermain peran atau membuat simulasi dari mainan yang dia punya?

Tidak perlu khawatir jika balitamu melakukan hal demikian, karena bisa jadi ia sedang berimajinasi dengan dunianya sendiri.

Maka dari itu, pilihlah mainan anak yang dapat mendukungnya dalam mengembangkan dan memerankan cerita.

Misalnya mainan seperti, boneka jari, boneka binatang, dan peralatan makan mainan.

Baca Juga: Ajak Anak Rutin Berolahraga Bisa Tumbuhkan Rasa Kepercayaan Dirinya

5. Berikan mainan yang serupa dengan barang 'asli'

Kawan Puan mungkin melihat perkembangan si buah hati yang semakin pandai dalam mencari tahu cara kerja barang-barang di sekitarnya, misalnya cara membuka pintu, menekan remote, atau hanya menekan sakelar lampu.

Hal ini wajar dilakukan karena rasa penasarannya serta tak ada salahnya untuk ememberikan mainan yang serupa dengan barang aslinya.

Sebab, mainan seperti ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah dan melatih keterampilan motorik halus pada anak.

Contohnya seperti busy board, alat musik, alat bersih-bersih yang seukuran anak-anak. (*)

Sumber: zerotothree.org
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati