Kenali Time Confetti, "Pencuri Waktu" yang Bisa Merusak Hubungan dengan Anak

By Tim Parapuan, Sabtu, 6 September 2025

Time Confetti dapat merusak hubungan antara orang tua dengan anak

Parapuan.co - Apakah pernah Kawan Puan merasa waktu sehari-hari selalu terpotong-potong oleh notifikasi ponsel, email pekerjaan, atau urusan kecil rumah tangga? Jika iya, Kawan Puan tidak sendirian.

Terkhususnya para orang tua yang seharusnya beristirahat, namun tetap merasa sibuk dan “selalu siaga”, kenalilah bahwa ini kondisi yang populer disebut dengan istilah time confetti. Apa itu time confetti?

Melansir laman Parents, istilah time confetti pertama kali dipopulerkan oleh Brigid Schulte, penulis buku Over Work: Transforming the Daily Grind in the Quest for a Better Life. Ia mendeskripsikan fenomena ini sebagai perasaan ketika kita seperti mengerjakan suatu hal sepanjang waktu. 

Sedangkan menurut terapis keluarga Alicia Brown, time confetti muncul ketika waktu kita tercerai-berai akibat teknologi dan kebiasaan multitasking. Misalnya, membaca email kantor sambil menemani anak bermain, membalas pesan singkat saat seharusnya membaca dongeng tidur, atau mengecek media sosial sambil menyiapkan makan malam. 

Brown menegaskan, meskipun terlihat sibuk menyelesaikan banyak hal, yang terjadi sebenarnya hanyalah tumpukan interupsi kecil. “Fenomena ini merampas kesempatan orang tua untuk benar-benar hadir dalam hidup mereka,” ujarnya. 

Mengapa Orang Tua Rentan Terjebak Time Confetti?

Jawabannya sederhana, karena orang tua jarang sekali benar-benar “off”. Tugas mengasuh anak adalah pekerjaan 24 jam, tidak hanya secara fisik, tapi juga mental. Pikiran mereka terus dibanjiri tanggung jawab, mulai dari urusan sekolah, pekerjaan, hingga kebutuhan rumah tangga.

Bahkan ketika ada sedikit waktu luang, berbagai kewajiban kecil sering muncul mendesak. Life coach, Jenn Brown menggambarkan bahwa fenomena time confetti adalah ketika kesibukan sehari-hari mengendalikan apa yang kita lakukan. 

"Ada jeda waktu, tetapi selalu saja terisi urusan kecil. Entah balas email sekolah, unggah foto di portal, atau mengingat pembayaran sesuatu,” ujar Brown lagi. 

Baca Juga: Psikolog Sebut Sederet Perbedaan Pola Asuh Zaman Dahulu dan Sekarang