Bukan Uang atau Anak, Inikah Pemicu Terbesar Pertengkaran dalam Rumah Tangga?

By Arintha Widya, Minggu, 24 Agustus 2025

Inikah Pemicu Terbesar Pertengkaran dalam Rumah Tangga?

Parapuan.co - Jika ditanya apa yang paling sering menjadi pemicu pertengkaran pasangan, sebagian besar dari kita mungkin akan menjawab uang, pekerjaan rumah tangga, atau soal pengasuhan anak. Jawaban itu memang tidak salah. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa topik-topik tersebut bisa menjadi sumber konflik serius bahkan sampai berujung perceraian.

Namun, sebuah survei terbaru justru mengungkapkan hal yang mengejutkan, di mana pasangan ternyata lebih sering bertengkar soal sampah rumah tangga dibanding hal lain. Kok bisa? Simak penjelasannya yang dilansir dari Your Tango berikut ini!

Sampah, Pemicu Pertengkaran Nomor Satu

Survei yang dilakukan oleh perusahaan daur ulang Clear Drop terhadap 800 orang dewasa yang tinggal bersama pasangan menunjukkan hasil menarik. Memang benar, masalah klasik seperti kebersihan, belanja kebutuhan rumah, dan pengasuhan anak tetap masuk daftar. Tetapi ketika diurutkan, "membersihkan rumah" memang berada di posisi teratas, disusul oleh urusan mencuci dan memasak.

Yang mengejutkan, mengambil dan mengelola sampah justru muncul sebagai salah satu pemicu pertengkaran terbesar. Sebanyak 52% pasangan mengaku pernah bertengkar soal sampah dan daur ulang, angka yang bahkan lebih tinggi daripada pertengkaran soal anak.

Perbedaan Cara Pandang Laki-Laki dan Perempuan

Mengapa persoalan sepele ini bisa memicu keributan? Salah satu jawabannya adalah karena tugas mengurus sampah ternyata sangat "bergender".

Mayoritas responden menyebut, dalam rumah tangga mereka, laki-laki biasanya bertugas membawa sampah ke luar rumah, sementara perempuan yang mengerjakan "pekerjaan mental" berupa memilah sampah dan menentukan mana yang bisa didaur ulang. Tidak heran jika sering muncul perdebatan kecil tentang apa yang sebenarnya boleh masuk ke tempat daur ulang.

Survei ini juga menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih peduli pada dampak lingkungan dari sampah. Mereka merasa 1,5 kali lebih bersalah jika gagal mendaur ulang plastik dibanding laki-laki. Menariknya, meski lebih peduli, perempuan juga lebih skeptis terhadap sistem daur ulang, terutama karena fakta bahwa hanya sekitar 21% sampah daur ulang di Amerika benar-benar diproses ulang.

Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Jadi Pemicu Kamu dan Pasangan Sering Bertengkar