Parapuan.co - Sentuhan adalah salah satu bahasa cinta pertama yang dipelajari bayi. Bagi seorang ibu, sentuhan lembut bukan sekadar tindakan kasih sayang, melainkan sebuah kebutuhan esensial yang memiliki dampak luar biasa pada kesehatan fisik dan emosional bayi.
Sejak lahir, bayi sangat mengandalkan sentuhan untuk merasa aman, nyaman, dan terhubung dengan dunia di sekitarnya. Sentuhan lembut dari ibu, seperti menggendong, memeluk, atau memijat, memiliki beragam manfaat penting.
Hal tersebut seperti disampaikan oleh dr. Ahmad Hafidz, Sp.A., dokter spesialis anak yang mengingatkan pentingnya sentuhan lembut ibu terhadap kesehatan fisik dan emosional bayi.
“Momen perawatan bayi sangat penting memperkuat bonding antara ibu dan bayi. Sentuhan seorang ibu bukan hanya soal kenyamanan emosional, tapi berdampak langsung pada stabilitas fisiologis bayi, mulai dari detak jantung hingga sistem imun. Selain itu, perawatan kulit bayi dianjurkan mengandung bahan-bahan alami, organik, lembut, dan teruji secara dermatologis,” ujar dr. Ahmad Hafidz, Sp.A.
Menurut dr. Ahmad Hafidz, Sp.A., sentuhan fisik pada bayi lebih dari sekadar ungkapan kasih sayang. Ia menjelaskan bahwa sentuhan adalah elemen krusial untuk tumbuh kembang fisik dan emosional bayi dalam jangka panjang.
Kontak kulit ke kulit, misalnya, terbukti menstabilkan suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan bayi baru lahir, sebuah langkah fundamental untuk adaptasi mereka di luar rahim.
Selain itu, sentuhan stimulatif seperti pijatan lembut sangat penting. Pijatan ini tak hanya merangsang pertumbuhan fisik optimal, tetapi juga dapat mencegah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan minimnya kontak fisik.
Hebatnya lagi, rutinitas pijat bayi secara teratur juga diketahui memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meredakan masalah pencernaan seperti kembung dan kolik.
Diingatkan juga oleh dr. Ahmad bahwa sentuhan juga punya peran besar dalam pembentukan emosi bayi. Pelukan dan belaian kasih sayang menciptakan ikatan emosional mendalam, memberikan rasa aman dan nyaman.
Baca Juga: Ini 5 Negara dengan Kelahiran Bayi Perempuan Lebih Tinggi, Apa Penyebabnya?