Parapuan.co - Gisèle Pelicot, perempuan asal Prancis berusia 72 tahun, dianugerahi penghargaan tertinggi dari negara Prancis, Legion of Honour atau Légion d'honneur, sebagai bentuk pengakuan atas keberaniannya yang luar biasa dalam membuka kasus pemerkosaan massal yang menimpanya. Namanya diumumkan sebagai salah satu dari 589 penerima kehormatan ini menjelang Hari Bastille, perayaan nasional penting di Prancis.
Penghargaan ini bukan semata untuk keberaniannya bersaksi di pengadilan, melainkan juga atas dampak luas dari keputusannya berbicara di ruang publik sebagai penyintas kekerasan seksual dalam lingkup rumah tangga.
Pelicot secara sadar melepaskan hak atas anonimitas dalam persidangan, dan menghadiri hampir seluruh sesi pengadilan yang berlangsung selama berbulan-bulan. Kasus ini mencuat ke publik setelah Pelicot bersaksi bahwa sang suami, Dominique Pelicot, telah meracuninya hingga tak sadarkan diri dan membiarkan sekitar 50 pria asing memperkosanya selama hampir sepuluh tahun.
Persidangan yang berakhir pada Desember 2024 itu menjatuhkan hukuman maksimal 20 tahun penjara kepada Dominique atas kejahatan pemerkosaan berat (aggravated rape), setelah ia mengakui seluruh perbuatannya.
"Saya ingin semua perempuan yang pernah diperkosa berkata: Madame Pelicot bisa melakukannya, saya juga bisa," ujar Gisèle kepada media, seperti mengutip BBC. Ia menegaskan keinginannya agar rasa malu berpindah dari korban ke pelaku, dan menyuarakan bahwa korban tidak seharusnya diam atau disalahkan.
Penghormatan Nasional dan Harapan Baru bagi Korban Kekerasan Seksual
Presiden Prancis Emmanuel Macron secara terbuka menyampaikan penghormatan mendalam kepada Gisèle Pelicot, menyebutnya sebagai sosok pelopor yang "martabat dan keberaniannya telah menggugah dan menginspirasi Prancis dan dunia".
Pelicot menjadi simbol keberanian di tengah sistem hukum yang sering kali tidak berpihak pada penyintas kekerasan seksual, terutama dalam lingkup rumah tangga.
Kasus Pelicot menjadi sorotan nasional dan internasional, membuka diskusi baru mengenai pentingnya dukungan hukum dan sosial bagi korban kekerasan seksual yang sering merasa tak berdaya melawan pelaku, terutama ketika pelaku adalah pasangan atau orang terdekat.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Persetujuan Seksual dari Kasus Pemerkosaan Viral Gisele Pelicot
Tak berhenti sampai di situ, kuasa hukum Gisèle mengonfirmasi bahwa ia tengah menulis sebuah memoar yang akan diterbitkan awal tahun depan. Buku tersebut akan menceritakan secara langsung pengalaman hidup Pelicot dari sudut pandangnya sendiri—menjadi catatan penting tentang kekerasan, perjuangan, dan kebangkitan.
Penghargaan Legion of Honour kepada Gisèle Pelicot bukan hanya pengakuan atas keberaniannya, tapi juga penegasan bahwa perjuangan korban kekerasan seksual layak mendapatkan tempat yang terhormat dalam sejarah sosial dan hukum. Kisahnya kini menjadi cahaya bagi ribuan perempuan lainnya untuk tak lagi bungkam.
(*)