Parapuan.co - Anak-anak, terutama balita, berada pada fase aktif menjelajah lingkungan. Jatuh saat bermain, berlari, atau bahkan sekadar terpeleset adalah hal yang sangat umum. Namun, ketika anak terjatuh dan muntah setelahnya, banyak orang tua langsung panik dan bertanya-tanya: Apakah ini berbahaya? Haruskah langsung ke rumah sakit?
Muntah setelah jatuh memang bisa menjadi gejala ringan, tapi juga bisa menjadi tanda awal cedera serius pada kepala seperti gegar otak. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui perbedaan antara kondisi ringan yang bisa dipantau di rumah dan kondisi darurat yang butuh pertolongan medis segera.
Muntah Setelah Terjatuh Bisa Jadi Tanda Gegar Otak
Melansir Baby Center, gegar otak (concussion) adalah cedera otak ringan akibat benturan atau guncangan kuat pada kepala. Kondisi ini menyebabkan gangguan sementara pada fungsi otak, seperti kesadaran, keseimbangan, penglihatan, atau perilaku.
Pada anak kecil, gejala gegar otak bisa sulit dikenali karena mereka belum mampu menjelaskan dengan tepat apa yang mereka rasakan. Salah satu gejala yang paling sering terlihat adalah muntah, terutama dalam waktu beberapa jam setelah benturan.
Meskipun satu kali muntah bisa menjadi reaksi tubuh karena rasa kaget atau takut setelah jatuh, muntah berulang atau disertai gejala lain harus diwaspadai.
Tanda-Tanda Gegar Otak atau Cedera Kepala Serius
Orang tua perlu memerhatikan anak selama 24–48 jam setelah terjatuh dan kepalanya terbentur. Waspadai tanda-tanda berikut selama periode tersebut:
- Gejala Umum:
1. Muntah satu kali masih tergolong wajar, tetapi muntah lebih dari sekali dalam waktu singkat bisa menandakan tekanan dalam kepala.
Baca Juga: Balita Rentan Sakit di Musim Hujan, Ini Trik Agar Anak Mau Minum Obat