Parapuan.co - Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada Rabu (10/9/2025) rupanya turut dirasakan langsung oleh seleb Patricia Gouw. Peristiwa itu terjadi saat ia bersama keluarga tengah berada di sebuah vila sewaan di kawasan Canggu, Bali.
Patricia mengungkapkan bahwa dirinya baru dua minggu menempati vila tersebut. Tujuan awalnya ialah memudahkan pemantauan pembangunan rumah barunya yang sedang dalam proses penyelesaian.
Namun, rencana yang semula hanya sekadar untuk kenyamanan berubah menjadi pengalaman penuh kepanikan. Melalui akun Instagram pribadinya @patriciagouw, wanita yang akrab disapa Patgouw ini membagikan cerita ketika air mulai masuk ke dalam vila di waktu dini hari.
Menurut pengakuannya, sang ibunda menjadi orang pertama yang tersadar akan musibah tersebut. Sekitar pukul 04.00 WITA, ibunya terbangun dan kaget mendapati air menetes dari bagian rooftop lantai tiga. Air bahkan menembus sela-sela lampu hingga akhirnya mengalir deras ke lantai bawah.
Patricia menuturkan bahwa masalah terjadi karena saluran pembuangan air di rooftop tidak mampu menampung debit air yang begitu besar. Kondisi itu membuat air meluber dan meluncur ke dalam rumah.
"Jujur speechless, kusewa vila di Bali biar aku bisa bolak-balik untuk monitor pembangunan rumahku karena trauma sama kontraktor sebelumnya si Bu M," ungkapnya.
Kepanikan semakin menjadi ketika air yang masuk tidak hanya mengotori lantai, tetapi juga merusak berbagai barang elektronik. Dari video yang diunggahnya, terlihat kulkas, printer, proyektor, hingga air purifier yang baru saja ia beli ikut terendam.
Tak hanya itu, sofa, lemari, hingga kasur bayi tidak luput dari basahnya air banjir. Patricia mengaku barang-barang tersebut sebagian besar adalah perlengkapan yang memang ia persiapkan untuk rumah barunya.
Beberapa di antaranya bahkan dibawa langsung dari Jakarta untuk dipindahkan nanti setelah rumah selesai. Situasi ini jelas membuatnya merasa sedih sekaligus kewalahan.
Baca Juga: Peralatan Elektronik yang Rawan Rusak Akibat Terendam Banjir
"Baru beli banyak barang beberapa persiapan buat rumah baru dan beberapa bawa dari Jakarta yang sekiranya akan aku pindahin ke rumah baruku. Banyak barang elektronikku juga kena basah," tambahnya.
Di tengah suasana panik, muncul insiden lain yang membuatnya semakin khawatir. Asisten rumah tangganya mengabarkan bahwa ibu dari suaminya, Daniel, sempat terpeleset di lantai licin dan kepalanya terbentur.
Beruntung, kondisi mertuanya tidak berbahaya meskipun kejadian itu sempat menambah kepanikan.
"Tapi aku bersyukur mertuaku aman, walaupun kepleset kena kepala, namun she looks ok," ujar Patricia. Ia menambahkan bahwa saat itu dirinya bersama suami, anak, kedua orangtua, tiga orang asisten, serta anaknya Zozo sama-sama berusaha menenangkan diri.
Setelah hujan mulai reda dan air surut perlahan, Patricia dan keluarganya langsung bergegas membersihkan vila. Mereka bergotong royong mengeringkan lantai, memindahkan perabotan, serta menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan.
Ia juga segera menghubungi pemilik vila yang kebetulan merupakan temannya sendiri. Sang pemilik tidak hanya mendengarkan laporan Patricia, tetapi juga langsung mengirimkan tukang bangunan untuk mengecek kondisi arsitektur rumah agar tidak menimbulkan masalah baru.
"Jadi owner vila ini teman eik (aku) yang desain dan build juga teman eik (aku) udah aku hubungi both of them. Mereka langsung kirim tukang untuk benerin," ucap Patricia.
Menurut Patricia, pemilik vila sekaligus arsitek yang merancang bangunan itu cukup responsif. Dalam keterangannya, Patricia menekankan bahwa kondisi keluarganya saat ini baik-baik saja.
Banjir yang menimpa vila tersebut sekaligus mengingatkannya pada pentingnya perencanaan bangunan di daerah rawan hujan. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran, baik bagi dirinya maupun pihak yang membangun vila-vila serupa, agar lebih memperhatikan sistem pembuangan air.
"Jadi temen2 please, langsung cek ke pembuangan kalian semuaa, lagi musim ujan guyss!!" ungkap Patricia.
Meski musibah ini sempat mengguncang ketenangan, Patricia berusaha melihat dari sisi positif. Ia menyebut pengalaman tersebut sebagai pengingat untuk selalu siap menghadapi hal-hal tak terduga, terutama saat tinggal di daerah dengan risiko banjir.
Baca Juga: Tak Hanya Berdampak pada Lingkungan, Ini Macam Penyakit Pasca Banjir
(*)
Putri Renata