3. Melacak Pengeluaran Secara Rutin
Sering kali kebocoran anggaran terjadi bukan karena belanja besar, tetapi pengeluaran kecil yang tidak terasa, seperti biaya layanan digital atau ongkos kirim belanja daring.
Mencatat setiap pengeluaran, baik dengan buku catatan sederhana maupun aplikasi keuangan, dapat membantu melihat ke mana larinya uang setiap bulan. Dari situ, kita bisa menyesuaikan agar pos “keinginan” tidak mengganggu kebutuhan dan tabungan.
4. Mengotomatiskan Tabungan dan Dana Darurat
Kenaikan harga dan beban pajak membuat dana darurat semakin penting. Salah satu cara yang efektif adalah mengatur transfer otomatis ke rekening tabungan khusus setiap kali gajian. Dengan begitu, dana ini tidak tercampur dengan kebutuhan harian. Idealnya, dana darurat mencakup minimal tiga hingga enam bulan biaya hidup.
5. Meninjau dan Menyesuaikan Anggaran
Situasi keuangan dan kebijakan perpajakan bisa berubah. Oleh karena itu, anggaran harus dievaluasi secara berkala. Jika ternyata beban pajak semakin menekan, mungkin perlu mencari alternatif penghasilan tambahan atau memangkas pos pengeluaran tertentu. Ingat, tujuan anggaran bukan sekadar menghitung angka, melainkan menciptakan kendali dan ketenangan dalam menghadapi perubahan ekonomi.
Prioritas dalam Mengelola Uang
Selain pajak, ada hal-hal lain yang juga harus diprioritaskan, antara lain:
- Membangun dana darurat.
- Membayar utang dengan bunga tinggi.
- Menyiapkan tabungan pensiun atau investasi jangka panjang.
- Melindungi diri dengan asuransi.
Dengan urutan prioritas ini, keuangan dapat dikondisikan agar lebih sehat meskipun beban pajak terus bertambah.
Baca Juga: Bagaimana Cara UMKM Mengatur Keuangan agar Tak Mudah Bangkrut?
(*)