Parapuan.co - Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan kabar mengenai tes DNA yang melibatkan Lisa Mariana dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hasil tes DNA itu sendiri telah diumumkan pada Rabu (20/08/2025), yang hasilnya negatif. Yakni, anak Lisa Mariana bukan anak Ridwan Kamil.
Kasus ini kembali mengingatkan masyarakat bahwa tes DNA sering kali muncul dalam ranah hukum, khususnya terkait penentuan identitas dan hubungan keluarga. Namun, sejatinya tes DNA memiliki peran yang jauh lebih luas, mulai dari kesehatan hingga penelitian ilmiah.
Apa saja hal-hal yang perlu Kawan Puan tahu tentang tes DNA? Yuk, simak informasi yang dirangkum dari Cleveland Clinic di bawah ini!
Apa Itu Tes DNA?
Tes DNA, atau uji genetik, adalah metode pemeriksaan untuk menemukan variasi pada gen, kromosom, atau DNA seseorang. Pemeriksaan ini bisa memberikan informasi penting, seperti:
- Mengetahui apakah seseorang memiliki atau tidak memiliki penyakit tertentu.
- Menentukan risiko lebih tinggi terhadap kondisi medis tertentu.
- Memastikan apakah seseorang membawa gen yang bisa diwariskan pada anak.
Biasanya, sebelum melakukan tes DNA, seseorang disarankan berkonsultasi dengan konselor genetik agar bisa memahami tujuan tes dan arti hasilnya.
Jenis-Jenis Tes DNA
Tes DNA tidak hanya satu macam, melainkan beragam sesuai kebutuhan:
1. Tes Genetik (Gene Testing)
- Targeted single variant: mencari perubahan spesifik pada satu gen tertentu.
- Single gene testing: memeriksa perubahan pada satu gen yang terkait dengan suatu penyakit.
- Panel genetik: memeriksa beberapa gen sekaligus untuk melihat kemungkinan penyakit kompleks.
Baca Juga: Pentingnya Kesiapan Faskes Beri Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Kado Ultah
2. Tes Genomik (Genomic Testing)
- Whole exome sequencing: melihat perubahan pada banyak gen.
- Whole genome sequencing: memeriksa hampir seluruh materi genetik manusia.
3. Tes Kromosom (Chromosomal Testing)
- Digunakan untuk melihat kelainan pada kromosom, seperti tambahan atau kehilangan salinan kromosom, atau adanya translocasi (pertukaran segmen kromosom).
4. Tes Ekspresi Gen (Gene Expression Testing)
- Mengukur aktivitas gen dalam sel. Ketidakseimbangan ekspresi gen bisa berhubungan dengan penyakit seperti kanker.
Untuk Apa Tes DNA Dilakukan?
Tes DNA memiliki manfaat luas dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Prenatal testing: mendeteksi kelainan genetik pada janin.
- Diagnostic testing: memastikan diagnosa suatu penyakit genetik.
- Carrier screening: melihat apakah seseorang membawa gen penyakit yang bisa diwariskan.
- Preimplantation testing: dilakukan pada embrio hasil IVF untuk memilih yang sehat.
- Newborn screening: tes rutin pada bayi baru lahir untuk mendeteksi penyakit sejak dini.
- Predictive testing: mengetahui risiko penyakit yang bisa muncul di kemudian hari.
- Pharmacogenomic testing: menilai bagaimana tubuh seseorang merespons obat tertentu.
Penyakit yang Bisa Dideteksi
Beberapa penyakit yang dapat diketahui melalui tes DNA antara lain:
- Cystic fibrosis
- Down syndrome
- Kanker payudara herediter (mutasi BRCA)
- Kanker kolorektal herediter
- Huntington’s disease
- Sickle cell disease
Risiko dan Keterbatasan Tes DNA
Meski bermanfaat, tes DNA juga memiliki risiko:
- Fisik: relatif kecil, misalnya rasa tidak nyaman saat pengambilan sampel.
- Emosional: hasil tes bisa memicu kecemasan, rasa takut, atau stres.
- Finansial: biaya tes bisa mencapai jutaan rupiah dan belum tentu ditanggung asuransi.
- Privasi: data genetik bisa disalahgunakan bila tidak dilindungi dengan baik.
Selain itu, hasil tes DNA tidak selalu 100% pasti. Tes bisa positif, negatif, atau “tidak pasti” bila variasi genetik yang ditemukan belum jelas dampaknya.
Baca Juga: Mengapa Tes Kesehatan Pranikah Harus Dilakukan Calon Pengantin?
Kasus tes DNA yang ramai diberitakan di ruang publik, seperti yang melibatkan Lisa Mariana dan Ridwan Kamil, hanyalah satu contoh kecil dari banyaknya penggunaan tes DNA.
Di luar isu hukum, tes ini sejatinya adalah alat penting dalam dunia medis, penelitian, hingga perencanaan keluarga. Namun, penggunaannya tetap harus bijak, memperhatikan aspek etika, privasi, dan pemahaman menyeluruh atas hasil yang diperoleh.
(*)