Pertanyaan Sensitif yang Sebaiknya Tak Ditanyakan Oleh Sesama Perempuan

Saras Bening Sumunar - Rabu, 2 Juli 2025
Pertanyaan sensitif bagi perempuan.
Pertanyaan sensitif bagi perempuan. Pornpimon Rodchua

Parapuan.co - Dalam kehidupan sehari-hari, percakapan antara perempuan sering kali terasa begitu dekat dan penuh kehangatan. Mulai dari topik karier, keluarga, hingga hal-hal pribadi yang menyentuh hati.

Namun, kedekatan ini kadang justru menimbulkan ruang abu-abu dalam batasan etika bertanya. Tak sedikit perempuan yang tanpa sadar mengajukan pertanyaan-pertanyaan sensitif kepada sesama perempuan lainnya, dengan niat ingin tahu atau sekadar bercanda.

Padahal pertanyaan tersebut bisa melukai perasaan, mengusik privasi, atau bahkan memperkuat stigma sosial yang selama ini justru ingin dilawan oleh perempuan itu sendiri.

Kawan Puan mungkin pernah mendengar atau bahkan pernah menanyakan pertanyaan yang menjurus pada kehidupan pribadi. Meski terdengar sepele, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi memiliki dampak yang lebih dalam dari sekadar basa-basi.

Dalam era di mana perempuan tengah memperjuangkan kesetaraan, kesehatan mental, dan penerimaan diri, penting bagi kita untuk membangun budaya saling mendukung, bukan saling menghakimi atau mempertanyakan pilihan hidup orang lain.

Berikut ini beberapa pertanyaan sensitif yang sebaiknya tidak disampaikan oleh sesama perempuan. Apa saja pertanyaan tersebut?

1. "Kapan Kamu Menikah"

Pertanyaan ini sering kali dilontarkan dengan niat baik atau sekadar basa-basi saat bertemu teman lama. Tapi faktanya, pertanyaan ini bisa menekan seseorang yang mungkin sedang mengalami kegagalan hubungan, sedang fokus pada karier, atau tidak tertarik menikah.

Tidak semua orang menganggap pernikahan sebagai pencapaian hidup yang utama. Beberapa perempuan justru memilih menjalani hidup mandiri atau masih dalam proses menemukan pasangan yang tepat.

Baca Juga: Cara Elegan Menjawab Pertanyaan Kapan Menikah bagi Perempuan Karier saat Lebaran

Menanyakan hal ini tanpa mengetahui latar belakang seseorang bisa terasa seperti menempatkan pernikahan sebagai standar kebahagiaan yang wajib dipenuhi.

2. "Kok Belum Punya Anak"

Pertanyaan ini sering muncul setelah seseorang menikah. Padahal, memiliki anak bukanlah pilihan yang bisa dianggap enteng. Banyak perempuan yang sedang menjalani program kehamilan, mengalami keguguran, atau memilih untuk tidak memiliki anak karena alasan kesehatan atau pribadi.

Pertanyaan seperti ini bisa menyentuh luka terdalam yang sedang berusaha mereka sembuhkan. Alih-alih bertanya hal tersebut, lebih baik beri dukungan tanpa menyentuh ranah yang begitu pribadi.

3. "Berapa Gajimu Sekarang"

Topik keuangan, terutama soal gaji, sangat sensitif dan tergantung pada nilai personal seseorang. Saat kamu bertanya tentang gaji kepada sesama perempuan, terutama jika kamu memiliki pendapatan yang lebih tinggi, hal itu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau tekanan sosial.

Selain itu, perempuan sering kali masih menghadapi tantangan ketimpangan upah di tempat kerja, sehingga pertanyaan ini bisa terasa seperti bentuk kompetisi atau perbandingan yang tidak sehat.

4. "Kenapa Kamu Enggak Merawat Diri"

Komentar atau pertanyaan tentang penampilan seseorang, seperti berat badan, warna kulit, gaya berpakaian, atau riasan wajah, bisa sangat menyakitkan, meskipun disampaikan dengan senyuman. Setiap perempuan memiliki preferensi dan kondisi yang berbeda dalam merawat diri.

Ada yang sibuk bekerja, ada yang sedang menghadapi masalah kesehatan mental, atau sekadar tidak merasa perlu tampil sesuai standar kecantikan yang dibentuk masyarakat. Menanyakan hal ini bisa membuat seseorang merasa tidak cukup baik atau harus mengubah dirinya agar diterima.

5. "Kok Kamu Betah Sendiri Terus"

Pertanyaan ini mengasumsikan bahwa kebahagiaan hanya bisa ditemukan lewat kehadiran pasangan. Padahal, banyak perempuan yang bahagia dengan hidupnya sebagai individu.

Mereka mandiri, produktif, dan menjalani hidup sesuai tujuan pribadinya. Dengan bertanya seperti ini, kamu secara tidak langsung membuatnya merasa aneh atau tertinggal dari standar sosial yang tidak relevan dengan hidupnya.

Baca Juga: Pasangan Baru Memilih Hidup Mandiri setelah Menikah? Ini Manfaatnya

*Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).

(*)