Mengapa Cinta Saja Tidak Cukup untuk Menjalin Hubungan Sehat?

Saras Bening Sumunar - Kamis, 3 Juli 2025
Kenapa cinta saja tidak cukup untuk membangun hubungan yang sehat.
Kenapa cinta saja tidak cukup untuk membangun hubungan yang sehat. Freepik

1. Komunikasi yang Sehat

Cinta bisa membuatmu ingin dekat dengan seseorang, tetapi tanpa kemampuan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, perasaan itu akan mudah disalahartikan.

Hubungan yang sehat membutuhkan komunikasi dua arah, di mana kamu bisa menyampaikan isi hati, harapan, atau kekecewaanmu tanpa takut dihakimi atau ditolak.

Banyak pasangan yang mengaku saling mencintai tetapi akhirnya terjebak dalam pertengkaran terus-menerus karena tidak tahu cara mengekspresikan diri atau memahami bahasa cinta satu sama lain.

Dalam komunikasi, bukan hanya apa yang kamu sampaikan, tetapi juga bagaimana cara kamu menyampaikannya, seberapa baik kamu bisa mendengarkan tanpa memotong, dan sejauh mana kamu mampu memvalidasi perasaan pasanganmu.

Cinta tidak akan mampu bertahan lama jika kamu dan pasangan terus menerus merasa tidak didengar atau disalahpahami.

2. Kepercayaan Jadi Fondasi Hubungan

Cinta bisa memicu rasa ketertarikan, tetapi kepercayaan adalah penjaga hubungan tetap stabil saat badai datang. Kamu bisa sangat mencintai seseorang, tetapi jika kamu tidak mempercayai kesetiaan, komitmen, atau integritas pasanganmu, maka rasa cinta itu akan berubah menjadi kecemasan, rasa curiga berlebihan, dan sikap posesif penghancur hubungan.

 

Baca Juga: Sedang Merencanakan Pernikahan? Ini Alasan Undangan Digital Pilihan yang Lebih Baik

Tanpa kepercayaan, kamu akan sulit merasa aman dalam hubungan. Bahkan cinta yang paling dalam pun bisa berubah menjadi beban ketika kamu selalu merasa harus mengawasi, menginterogasi, atau meragukan pasanganmu.

Maka, kepercayaan bukan hanya pelengkap, tapi elemen esensial yang cinta tidak bisa gantikan.

3. Kedewasaan Emosional

Seseorang bisa mencintai dengan sangat dalam, tapi jika tidak memiliki kedewasaan emosional seperti kemampuan mengatur emosi, bertanggung jawab atas tindakan sendiri, atau mengelola konflik secara dewasa maka cinta itu bisa berubah menjadi sumber luka.

Hubungan sehat membutuhkan dua individu yang mampu saling menenangkan, bukan saling memicu luka lama atau trauma pribadi.

Kedewasaan emosional juga terlihat dari kemampuanmu untuk memberi ruang, memaafkan dengan bijak, dan tidak menjadikan cinta sebagai alasan untuk terus berada dalam hubungan yang menyakiti.

Tanpa kedewasaan ini, cinta bisa disalahgunakan sebagai alat manipulasi atau kontrol, bukan sebagai wujud kasih sayang.

(*)

Sumber: women's health
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini