Cinta dan Pengorbanan Seorang Ibu, Perjalanan Jo Yu-ri di Squid Game 3

Arintha Widya - Senin, 30 Juni 2025
Perjalanan karakter Jo Yu-ri di Squid Game 3.
Perjalanan karakter Jo Yu-ri di Squid Game 3. Instagram @squidgamenetflix

Parapuan.co - Di balik permainan mematikan yang menjadi inti cerita Squid Game, musim ketiga serial ini menghadirkan sisi emosional yang jarang tersorot di musim-musim sebelumnya, yaitu cinta seorang ibu. Jo Yu-ri, yang memerankan Kim Jun-hee alias Pemain 222, membawa penonton menyelami babak kehidupan yang tak terduga, melahirkan di tengah kekacauan.

Karakter Jun-hee pertama kali dikenalkan di Squid Game musim kedua, dengan latar belakang kehamilan yang cukup mencuri perhatian. Namun, di musim ketiga yang tayang 27 Juni 2025, cerita Jun-hee mencapai puncaknya. Ia melahirkan anaknya dalam kondisi yang sangat ekstrem, dan inilah yang menjadikan akting Jo Yu-ri disebut-sebut sebagai penampilan terbaiknya sejauh ini.

Jo Yu-ri mengungkapkan bahwa ia mendalami peran ini dengan sepenuh hati. “Sangat mudah bagi saya untuk menyatu dengan peran ini karena pengambilan gambar dilakukan secara berurutan,” ujarnya dalam wawancara yang dikutip PARAPUAN dari Missing Perspectives.

Ia banyak berdiskusi dengan ibunya mengenai pengalaman melahirkan untuk memahami secara emosional dan fisik apa yang dialami seorang ibu. Namun, karena sang ibu melahirkan Jo Yu-ri puluhan tahun lalu, tidak semua detail bisa ia peroleh.

“Untungnya, saya punya kenalan yang baru saja melahirkan, jadi saya bertanya banyak hal padanya. Saya melakukan banyak riset, dan proses mendalami peran ini ternyata tidak terlalu sulit,” lanjutnya.

Meski latar cerita masih berpusat pada survival, Squid Game 3 menunjukkan bahwa rasa cinta bisa menjadi alasan paling kuat seseorang bertahan, bahkan berkorban. Jun-hee bukan hanya berjuang untuk hidupnya sendiri, tapi juga untuk anaknya. Ia mengambil keputusan besar yang mencerminkan cinta tulus seorang ibu, yang siap menukar nyawanya demi keselamatan sang buah hati.

“Yang paling saya sadari selama mempersiapkan peran ini adalah bahwa cinta seorang ibu itu luar biasa, tak bisa dibandingkan dengan apa pun,” ucap Jo Yu-ri. “Karena pada dasarnya, mencintai orang lain itu sangat sulit. Tapi jika itu anakku, aku bisa benar-benar mencintainya sepenuh hati.”

Salah satu momen paling menyentuh terjadi saat Jun-hee melahirkan, ditemani oleh karakter Cho Hyun-ju (Pemain 120), yang diperankan oleh Park Sung-hoon. Hyun-ju adalah karakter perempuan transgender yang memiliki empati tinggi dan memberikan bantuan emosional maupun fisik selama proses melahirkan.

Park Sung-hoon mengaku awalnya tidak menyangka adegan tersebut akan begitu menguras emosi. “Sebelum pengambilan gambar, saya merasa cukup santai. Saya pikir, ‘Ini cuma adegan melahirkan. Saya akan membantu dan melindungi dia serta bayinya.’ Tapi saat mulai syuting, saya merasakan emosi yang berputar di dalam diri saya. Rasanya sangat mentah dan suci,” tuturnya.

Baca Juga: Penjelasan Ending dan Kemunculan Cate Blanchett di Squid Game 3, Awas Spoiler!

Sebagai tokoh transgender, Hyun-ju memandang momen kelahiran tersebut sebagai sesuatu yang sangat sakral. Dalam wawancara yang sama, Park menekankan bahwa dirinya berusaha menampilkan karakter Hyun-ju secara hormat, tanpa karikatur atau stereotip.

“Saya tidak ingin mereduksi dirinya hanya pada visual atau perilaku. Ia punya banyak kualitas luar biasa—tanpa pamrih, peduli pada orang lain, dan pemberani,” jelasnya.

Jo Yu-ri juga menyebut bahwa kerja sama dengan Park Sung-hoon sangat mendukung proses pendalaman emosi dalam adegan tersebut. Hubungan antar karakter yang dibangun di musim kedua menjadi lebih dalam, menciptakan dinamika baru yang menambah kekuatan emosional cerita.

Squid Game 3: Dari Pertaruhan Hidup hingga Makna Menjadi Manusia

Cerita Jun-hee bukan hanya tentang perjuangan seorang ibu, tapi juga tentang bagaimana cinta bisa mengubah seseorang dalam situasi paling gelap sekalipun. Ia bukan lagi sekadar peserta dalam permainan mematikan, melainkan sosok yang berjuang demi kehidupan baru yang lahir dari rahimnya sendiri.

Meski dunia Squid Game penuh dengan kekerasan dan pengkhianatan, hubungan antarmanusia tetap menjadi inti cerita. Dalam musim ketiga, narasi ini semakin ditekankan melalui karakter Jun-hee yang menolak menyerah pada keputusasaan. Ia menghadirkan harapan di tengah kehancuran, dan itu dilakukan bukan demi dirinya sendiri, tapi demi anaknya.

Seperti yang dikatakan Jo Yu-ri, “Cinta sejati itu sulit dilakukan. Tapi ketika itu tentang anakku, aku bisa mencintainya tanpa syarat.” Kalimat ini menjadi cermin bagaimana karakter Jun-hee mengalami transformasi luar biasa dalam dirinya—dari seorang peserta game, menjadi ibu dengan keberanian dan pengorbanan besar.

Kreator Squid Game, Hwang Dong-hyuk, juga menegaskan bahwa tema pengorbanan, koneksi, dan cinta tetap menjadi benang merah cerita. Bahkan, ia menyebut bahwa musim ketiga berusaha mengajak penonton merenung tentang esensi menjadi manusia.

“Saya rasa pertanyaan inti dari musim ketiga ini yang ditujukan pada masyarakat adalah, ‘Apa arti menjadi manusia dan ke mana itu membawa kita?’” ucapnya dalam wawancara terpisah.

Baca Juga: Cameo Cate Blanchett Pertanda Squid Game Siap Di-Remake Versi Amerika?

Jo Yu-ri sendiri berharap bahwa kisah Jun-hee mampu meninggalkan kesan mendalam bagi penonton. Ia ingin pemirsa melihat sisi kemanusiaan yang sejati dalam cerita ini. “Saya harap penonton bisa mendapatkan sedikit petunjuk tentang arti menjadi manusia dari serial ini,” katanya.

Cerita cinta dan pengorbanan Jun-hee memberikan warna baru dalam waralaba Squid Game yang sebelumnya lebih banyak menampilkan konflik fisik dan psikologis. Kini, elemen emosional hadir lebih kuat—melalui tokoh perempuan yang bertarung tidak hanya demi hidupnya sendiri, tapi demi kehidupan yang ia ciptakan.

Dengan keberanian, cinta, dan kekuatan batin, Jo Yu-ri membawa karakter Jun-hee ke level yang lebih dalam dan mengharukan. Squid Game 3 bukan lagi hanya tentang siapa yang bertahan paling akhir, tapi juga tentang siapa yang mampu mencintai paling dalam, bahkan di tengah permainan mematikan.

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya