Jessie J Didagnosis Kanker Payudara, Alami Gejala Mirip Mastitis

Saras Bening Sumunar - Senin, 30 Juni 2025
Jessie J mengidap kanker payudara.
Jessie J mengidap kanker payudara. Instagram/jessiej

Parapuan.co - Penyanyi Jessie J didagnosis mengidap kanker payudara sejak April 2025 lalu. Pelantun lagu Flashlight ini didiagnosis kanker payudara stadium awal setelah dirinya menjalani biopsi.

Berdasarkan pernyataannya, Jessie J mencurigai dirinya memiliki kanker setelah mengalami berbagai gejala yang berlangsung intens, salah satunya kesemutan di area tangan dan payudara seperti terkena mastitis.

"Saya juga menemukan benjolan. Itulah alasan mengapa saya pergi dan menjalani pemeriksaan," tulis keterangan Jessie J lewat unggahan di Instagramnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jessie J (@jessiej)

Setelah mengetahui penyakitnya, Jessie J segera menjalani pengobatan mastektomi. Dari pengalaman Jessie J, sebagai perempuan, kita perlu belajar banyak hal terkait kanker payudara.

Apalagi, jenis kanker satu ini rentan dialami perempuan dan tergolong sebagai penyakit mematikan. Berikut PARAPUAN merangkum informasi lengkap terkait kanker payudara untukmu!

Apa Itu Kanker Payudara?

Kanker payudara adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan payudara. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di dalam payudara tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Sel tersebut membelah dan menyebar secara cepat ke jaringan-jaringan di sekitarnya, bahkan dapat menyebar ke organ lainnya (metastasis).

Kanker payudara sering kali ditemukan pada kelenjar susu (lobulus) atau pada saluran yang mengalirkan air susu ke puting payudara (duktus). Tumor ganas tersebut juga bisa terbentuk di jaringan ikat atau lemak dalam payudara.

Berdasarkan sifat selnya, terdapat dua jenis kanker payudara, yaitu non-invasif dan invasif. Kanker payudara non-invasif (in situ) adalah kondisi ketika sel kanker tumbuh dan menetap di lokasi asalnya (tidak menyebar).

Baca Juga: Faktor Risiko Kanker Payudara pada Perempuan Muda di Usia 18-40 Tahun

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini