Kamu bisa mulai menabung sejak dini dan memberikan gadget sebagai hadiah ulang tahun atau kenaikan kelas agar lebih bermakna dan tidak terasa sebagai beban finansial mendadak.
3. Dana Les Tambahan
Setiap anak memiliki gaya belajar yang unik. Les tambahan bisa menjadi solusi jika anak kesulitan memahami pelajaran di sekolah atau ingin memperdalam minat tertentu. Bahkan menurut LIPI (2022), "Anak yang ikut les privat punya peluang 1,8 kali lebih besar tembus PTN favorit."
Tips: Mulai sisihkan dana les Rp300.000–Rp500.000 per bulan sejak anak kelas 4 SD, terutama untuk persiapan masuk jenjang pendidikan berikutnya.
4. Dana Liburan Edukatif
Liburan edukatif sering kali menjadi bagian dari program sekolah, atau direncanakan orang tua sebagai momen kebersamaan yang juga mendidik. Namun, banyak yang masih menggunakan dana darurat untuk menutupi biaya ini.
Tips: Buat tabungan khusus untuk liburan keluarga dan mulai isi secara rutin, misalnya Rp250.000 per bulan. Sesuaikan dengan kemampuan, agar tetap bisa menikmati momen berkualitas tanpa mengganggu pos keuangan lainnya.
5. Dana Darurat Anak
Fakta mengejutkan datang dari survei OCBC NISP (2022), "Sebanyak 43 persen keluarga Indonesia tidak punya dana darurat khusus anak. Padahal, anak bisa saja mengalami kondisi tidak terduga seperti sakit, cedera, atau harus rawat inap mendadak."
Maka itu, siapkan dana darurat anak minimal 3–6 kali dari biaya hidup anak per bulan dan simpan dalam rekening terpisah agar tidak tercampur dengan dana darurat keluarga.
Menyiapkan dana pendidikan saja tidak cukup. Orang tua juga perlu berpikir lebih luas tentang kebutuhan finansial anak lainnya, mulai dari hal yang menunjang perkembangan diri hingga kondisi darurat. Semakin dini direncanakan, semakin ringan beban finansial yang harus ditanggung nanti.
Baca Juga: 6 Strategi Siapkan Dana Pendidikan Anak untuk Gaji di Bawah Rp5 Juta
(*)