Gaji Cepat Habis? Ini Alasan di Balik Kebiasaan Boros dan Cara Mengatasinya

Arintha Widya - Selasa, 27 Mei 2025
Penyebab gaji cepat habis karena boros dan solusinya.
Penyebab gaji cepat habis karena boros dan solusinya. Jajah-sireenut

Parapuan.co - Banyak orang menantikan tanggal gajian seolah itu adalah penyelamat bulanan. Tapi ironisnya, baru beberapa hari uang masuk, saldo di rekening sudah nyaris habis. Fenomena ini tak hanya dialami segelintir orang—ternyata, ini adalah masalah umum di era sekarang. Lantas, kenapa gaji begitu cepat lenyap?

Ternyata, pola konsumsi yang tak terkendali bukan semata-mata karena penghasilan yang kurang. Perpaduan antara gaya hidup kekinian, kemudahan transaksi digital, dan kurangnya pemahaman keuangan membuat banyak orang terjebak dalam siklus boros yang terus berulang.

Sebenarnya, apa penyebab gaji cepat habis dan bagaimana mengatasinya? Yuk, simak penjelasan sebagaimana dirangkum dari Kompas.com berikut ini!

Gaya Hidup Modern dan Godaan Konsumtif

Salah satu pemicu utama kebiasaan boros adalah naiknya gaya hidup tanpa disertai kontrol pengeluaran yang sehat. Fenomena lifestyle inflation menggambarkan betapa seringnya peningkatan gaji diikuti dengan lonjakan gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan.

Survei Populix tahun 2023 mengungkap bahwa 68% responden berusia 25–35 tahun kerap membeli barang hanya demi mengikuti tren, bukan karena kebutuhan.

"Anak muda saat ini lebih mengutamakan pengalaman seperti nongkrong, staycation, atau belanja online ketimbang menabung. Hal ini bisa menjadi masalah ketika tidak disertai kesadaran finansial yang memadai," jelas Ligwina Hananto, perencana keuangan dari QM Financial, seperti dilansir Kompas.com (27/1/2023).

Transaksi Digital dan Paylater: Nyaman tapi Menjerat

Kemajuan teknologi finansial memang membawa kemudahan, tapi di sisi lain, membuat pengeluaran jadi tak terasa. Data dari Katadata Insight Center tahun 2022 menunjukkan bahwa 74% masyarakat Indonesia menjadi lebih impulsif sejak mengenal e-commerce. Fitur seperti flash sale, promo ongkir, hingga layanan paylater membuat transaksi terasa ringan—meski dampaknya bisa berat di akhir bulan.

Baca Juga: Jangan Lagi Boros, Ini Tips Menahan Keinginan untuk Belanja Pakaian

Tanda-Tanda Kamu Mulai Boros

Tanpa disadari, kebiasaan boros bisa tumbuh perlahan. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Tidak tahu pasti ke mana larinya uang setiap bulan.
  • Sering tergoda promo dan diskon padahal tak butuh barang tersebut.
  • Menunda menabung karena merasa uang selalu kurang.
  • Terjebak dalam cicilan paylater yang makin menumpuk.

Strategi Jitu Agar Keuangan Lebih Terkendali

Mengelola uang tidak berarti membatasi hidup, tapi menyusun prioritas demi masa depan yang lebih stabil. Berikut beberapa strategi agar tidak mudah tergelincir dalam pola boros:

1. Catat Setiap Pengeluaran: Gunakan aplikasi pencatat keuangan agar kamu tahu ke mana uang mengalir, termasuk pengeluaran kecil yang sering luput dari perhatian.

2. Gunakan Anggaran 50/30/20: Bagi gaji dengan proporsi 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan/investasi. Ini bisa menjadi panduan praktis yang mudah diterapkan.

3. Waspadai Penggunaan Paylater: Meskipun terlihat memudahkan, terlalu sering mengandalkan paylater justru berisiko menumpuk utang konsumtif yang menggerus kestabilan finansial.

4. Punya Tujuan Keuangan yang Jelas: Apakah ingin punya rumah, dana darurat, atau tabungan pensiun? Tujuan ini akan jadi pendorongmu untuk lebih bijak mengatur pengeluaran.

5. Tingkatkan Literasi Finansial: Pengetahuan soal utang, bunga, dan investasi bukan hanya untuk para ekonom. Edukasi keuangan dari OJK dan BI menekankan pentingnya pemahaman ini sejak dini.

Baca Juga: 5 Tips Atur Anggaran Belanja, Hindari Boros dan Capai Financial Freedom

Uang Bukan Tujuan, Tapi Alat

Mengatur uang bukan berarti pelit, tapi memastikan bahwa uang yang kamu miliki bekerja untuk hidupmu, bukan sebaliknya. Dalam dunia yang serba instan dan konsumtif, kita perlu mengambil langkah sadar dalam memperbaiki pola finansial.

Seperti kata investor legendaris Warren Buffett, "Jangan menabung apa yang tersisa setelah belanja, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung."

Nasihat ini sederhana, namun bisa menjadi penuntun dalam membangun masa depan finansial yang lebih sehat.

Dengan memahami akar masalah dan menerapkan langkah nyata, kamu bisa keluar dari jebakan boros dan membangun kestabilan ekonomi pribadi tanpa perlu takut gaji hanya jadi "tamu singkat" di rekening.

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya