Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

10 Aturan Interaksi Ayah dengan Anak Perempuan, Tetap Jaga Batasan

Arintha Widya - Senin, 19 Mei 2025
Interaksi ayah dan anak perempuan.
Interaksi ayah dan anak perempuan. zGel

Pelukan hangat, tepukan lembut di bahu, atau genggaman tangan bisa menjadi cara seorang ayah menunjukkan kasih sayang. Namun, seiring bertambahnya usia anak perempuan, ayah perlu lebih peka terhadap kenyamanan anak dalam hal sentuhan fisik. Komunikasikan secara terbuka dan hormati bila anak mulai menunjukkan batas kenyamanan terhadap bentuk afeksi tertentu.

4. Dukung Tanpa Memaksakan Pilihan

Anak perempuan mungkin memiliki minat, bakat, dan cita-cita yang berbeda dengan harapan ayahnya. Memberi dukungan penuh terhadap pilihan hidup anak adalah bentuk cinta sejati. Hindari memaksakan minat atau nilai yang tidak sejalan dengan kepribadian anak. Biarkan ia tumbuh menjadi individu yang autentik.

5. Terlibat Aktif Tanpa Mengintimidasi

Kehadiran ayah dalam kehidupan sehari-hari anak sangat penting, mulai dari menemani ke sekolah, hadir di acara penting, hingga sekadar berbincang santai. Namun, keterlibatan ini harus dilakukan dengan pendekatan yang suportif, bukan menakut-nakuti atau membuat anak merasa diawasi berlebihan.

6. Jaga Komunikasi Terbuka, Tapi Hindari Topik yang Sensitif Tanpa Izin

Sebagai ayah, penting untuk menjadi pendengar yang baik. Namun, ayah juga perlu memahami bahwa tidak semua topik nyaman dibicarakan antara ayah dan anak perempuan, terutama yang berkaitan dengan tubuh, pubertas, atau perasaan personal. Bila anak memilih untuk membicarakan hal-hal itu dengan ibu atau orang lain yang lebih ia percayai, ayah perlu menghormatinya.

7. Jangan Menjadi Sumber Kecemasan

Niat ayah yang ingin melindungi kadang justru bisa menimbulkan tekanan atau rasa bersalah pada anak. Misalnya, terlalu sering mengingatkan soal bahaya dunia luar, atau terlalu mencemaskan pergaulannya bisa membuat anak merasa tidak dipercaya. Ciptakan kepercayaan dua arah, dan ajarkan cara menghadapi risiko dengan bijak, bukan dengan rasa takut.

Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Memicu Konflik Antara Ayah dan Anak Perempuan Dewasa

8. Tunjukkan Kepedulian, Bukan Kepemilikan

Anak perempuan bukan "milik" sang ayah yang harus dijaga dari semua hal. Ia adalah individu yang berhak membentuk dunianya sendiri. Oleh karena itu, ayah perlu membedakan antara sikap peduli dengan sikap posesif. Hindari komentar yang bersifat mengontrol penampilan, pilihan teman, atau caranya mengekspresikan diri, kecuali memang bertujuan melindungi dari risiko yang nyata.

9. Kenalkan Nilai-Nilai Hidup, Bukan Sekadar Aturan

Daripada hanya memberikan larangan dan perintah, lebih baik ayah membimbing anak perempuan melalui diskusi terbuka tentang nilai hidup, etika, dan prinsip yang baik. Cara ini membuat anak merasa dihargai dan diberdayakan untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak.

10. Selalu Ada, Tapi Tidak Menggantikan Peran Orang Lain

Kehadiran ayah harus konsisten, baik dalam masa-masa menyenangkan maupun saat anak menghadapi kegagalan. Namun, penting juga untuk tidak memonopoli peran sebagai satu-satunya sumber dukungan. Anak perempuan perlu ruang untuk membangun hubungan emosional dengan ibu, teman, guru, dan lingkungannya.

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.