Kenakalan Remaja dan Kiat Mengatasinya, Menimbang Wacana Barak Militer ala Gubernur Jabar

Arintha Widya - Jumat, 2 Mei 2025
Gubernur Jabar Dedy Mulyadi mewacanakan anak nakal ke barak militer, apa penyebab perilaku bermasalah pada remaja?
Gubernur Jabar Dedy Mulyadi mewacanakan anak nakal ke barak militer, apa penyebab perilaku bermasalah pada remaja? thebigland88

Parapuan.co - Fenomena kenakalan remaja kerap menjadi perhatian serius bagi orang tua, pendidik, dan pemerintah. Di Jawa Barat, Gubernur Dedy Mulyadi belum lama ini bahkan mewacanakan untuk memasukkan anak-anak yang dianggap nakal atau bermasalah ke dalam barak militer. Wacana ini menuai pro dan kontra.

Wacana tersebut muncul sebagai respons atas meningkatnya kasus perilaku menyimpang remaja, seperti tawuran, perundungan, bolos sekolah, dan ketidakpatuhan terhadap orang tua di beberapa daerah di Jawa Barat.

Namun, sebelum langkah bernuansa hukuman ini dijalankan, penting memahami terlebih dahulu akar perilaku bermasalah pada remaja dan pendekatan efektif yang didukung oleh berbagai kajian. Yuk, simak dulu informasi berikut ini!

Kenapa Remaja Bisa Berperilaku "Nakal"?

Melansir laman Raising Children, perilaku yang dinilai tidak sopan atau tidak hormat adalah bagian umum dari perkembangan remaja, meskipun tidak semua remaja bersikap demikian. Fase remaja adalah masa di mana anak mulai membangun kemandirian dan menegaskan nilai-nilai serta pandangannya sendiri.

Akibatnya, benturan dengan orang tua atau lingkungan bisa terjadi. Pada saat yang sama, perkembangan otak remaja membuat mereka sulit mengelola perubahan emosi dan reaksi terhadap hal-hal sehari-hari maupun kejadian tak terduga.

Beberapa faktor penyebab perilaku menantang pada remaja antara lain:

  • Keinginan untuk mandiri dan mencari identitas diri.
  • Perubahan hormon dan fisik yang membingungkan.
  • Tekanan dari teman sebaya dan pengaruh lingkungan sosial.
  • Kebutuhan privasi yang bertabrakan dengan perhatian orang tua.
  • Ketidakmampuan mengelola stres atau kecemasan.
  • Upaya mengesankan teman atau meniru perilaku teman.

Berdasarkan perspektif lain sebagaimana dikutip dari NHS (National Health Service, Inggris), masa remaja juga diwarnai oleh pencarian identitas, kebutuhan bergaul, dan perubahan mood yang cepat.

Hal ini sering membuat remaja terlihat murung, menjauh dari keluarga, atau menolak kasih sayang orang tua. Meski terkadang menyakitkan bagi orang tua, perilaku tersebut umumnya merupakan bagian alami dari proses menjadi dewasa.

Baca Juga: Berkaca dari Adolescence, Mengapa Toxic Masculinity Mengancam Kehidupan Sosial Remaja?