Mengenal Apa Itu Mammogram, Deteksi Dini Risiko Kanker Payudara

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 25 Oktober 2023
Deteksi dini kanker payudara melalui mammogram.
Deteksi dini kanker payudara melalui mammogram. Liudmila Chernetska

Parapuan.co - Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang rentan terjadi pada perempuan.

Ini jadi salah satu jenis kanker dengan angka kematian terbesar di Indonesia.

Salah satu cara untuk melakukan deteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan mammogram.

Mengutip dari CDC, mammogram adalah gambar rontgen payudara. Dokter menggunakan mammogram untuk mencari tanda-tanda awal kanker payudara.

Ini dapat digunakan untuk skrining kanker payudara atau untuk tujuan diagnostik, seperti untuk menyelidiki gejala atau temuan yang tidak biasa pada tes pencitraan lainnya.

Selama melakukan mammogram, payudara akan dikompresi di antara dua permukaan keras untuk menyebarkan jaringan payudara.

Kemudian sinar-X menangkap gambar hitam-putih yang ditampilkan di layar komputer dan diperiksa untuk mencari tanda-tanda kanker.

Mammogram memainkan peran penting dalam skrining kanker payudara.

Mereka dapat mendeteksi kanker payudara sebelum menimbulkan tanda dan gejala.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER WELLNESS: Resep Tumis Tempe Pete hingga Penyebab Keguguran di Masa Kehamilan

Mengutip dari Mayo Clinic, mammogram telah terbukti mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara.

Mammogram tradisional menghasilkan gambar payudara dua dimensi.

Jenis mammogram terbaru yang disebut mammogram 3D (tomosintesis payudara) menghasilkan gambar payudara tiga dimensi.

Banyak fasilitas medis yang menawarkan mammogram 3D selain mammogram 2D tradisional untuk pemeriksaan kanker payudara.

Mammogram secara rutin dapat mendeteksi kanker payudara sejak dini, terkadang hingga tiga tahun sebelum kanker dapat dirasakan.

Bertepatan dengan peringatan Bulan Kesadaran Kanker Payudara, The Watch Co. berkolaborasi bersama Dompet Aman untuk menyediakan 400 layanan mamogram gratis dari gerakan SaveIbuku yang tersedia bagi dewasa berusia 35 tahun ke atas.

Program yang dikelola oleh Dompet Aman ini sejalan dengan komitmen The Watch Co. untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Di The Watch Co., kami tidak hanya melihat waktu sebagai alat pengukur, melainkan juga sebagai sebuah kanvas. Kami ingin mengajak pelanggan mengisi setiap detik hidupnya dengan momen menyenangkan, merayakan kreativitas, dan keunikan masing-masing. Kami percaya bahwa merayakan diri adalah salah satu bentuk self-care yang penting untuk bisa lebih bahagia, dan itulah yang ingin kami bagikan dengan seluruh komunitas kami,” ujar Erick Susanto, CEO The Watch Co., seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Wireless Bra, Bisa Bantu Cegah Kanker Payudara

Sama halnya yang dirasakan seorang Adinia Wirasti tentang konsep merayakan diri. Bagi Asti merayakan diri tidak selalu berarti egois. Sebaliknya, itu bisa menjadi tindakan yang penuh kasih, yang bisa memberikan kebahagiaan lebih saat dibagikan dengan orang lain.

"Saya mendorong diri sendiri hingga batas maksimal agar saya bisa berbagi lebih banyak dengan orang lain. Sama seperti menjaga kesehatan, saya melakukannya tidak hanya untuk diri saya sendiri, melainkan agar bisa jadi support system Pertemanan Sehat, dan pada akhirnya bisa bantu orang yang membutuhkan.”

Adinia juga menggarisbawahi pentingnya mengenali batasan diri, yaitu mengetahui kapan, bagaimana, atau sejauh mana kita dapat mendorong diri. Ketika kita mencapai batas tersebut, saat itulah kita bisa lebih menghormati diri sendiri dengan merayakan perjuangan yang telah dilalui.

Aktivasi dari The Watch Co. ini juga mendapat dukungan penuh dari Dana Iswara, yang dikenal sebagai penyintas kanker inspiratif.

“Merayakan diri itu tidak pernah lepas dari dukungan orang-orang sekitar. Sejak pertama saya didiagnosa kanker stadium lanjut, selama proses kemoterapi dan pemulihan, hingga akhirnya sekarang terbebas dari kanker, suami dan anak-anak saya adalah sumber kekuatan dan pelindung saya dari dampak kanker yang begitu menyakitkan.

"Dengan adanya aktivasi semacam ini, semoga semakin banyak lagi orang-orang termotivasi untuk mendorong self-care dengan melakukan pemeriksaan kanker sejak dini,” jelas Dana.

Dana juga berbagi langkah penting yang bisa dilakukan pasien yang mengalami masalah kesehatan, “Kuncinya adalah berkomunikasi dan mencari informasi dari sumber yang terpercaya, seperti dokter, sesama pasien atau penyintas, komunitas, dan organisasi ketika merasa stres atau depresi. Mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan akan mendorong kita untuk menjaga kesehatan diri, baik fisik maupun mental."

Sejak dinyatakan sembuh dari kanker, Dana menggelar maraton 50 km untuk mengumpulkan dana yang disalurkan kepada cancer warriors yang membutuhkan melalui organisasi yang ia ikuti.

Selama kegiatan tersebut, Dana mengedukasi masyarakat akan pentingnya memeriksakan payudara secara rutin dan melakukan pencegahan kanker payudara dengan berolahraga dan gaya hidup sehat, dimulai dari diri sendiri. Ia juga menekankan bahwa pemeriksaan rutin sangat penting, bukan hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria, baik secara mandiri maupun secara klinis.

Baca Juga: Bulan Kesadaran Kanker Payudara, Tes Prediksi MammoReady Dukung Deteksi Dini

(*)

 

Dialami Betharia Sonata, Ini Gejala Stroke pada Perempuan yang Harus Diwaspadai