Film Nona Manis Sayange Angkat Isu Uang Mahar dan Budaya NTT, Ini Kata Sutradara

Saras Bening Sumunar - Senin, 2 Oktober 2023
Film Nona Manis Sayange angkat isu uang mahar dan budaya NTT
Film Nona Manis Sayange angkat isu uang mahar dan budaya NTT Instagram/nonamanissayange

Parapuan.co - Film Nona Manis Sayange akan segera tayang di tahun 2023 ini.

Tentu para pencinta film Indonesia sudah tak sabar menantikan film garapan sutradara Hestu Saputra bersama rumah produksi PUTAAR Film.

Film Nona Manis Sayange sendiri mengusung genre drama komedi dan dibalut dengan adat istiadat di Nusa Tenggara Timur, khususnya Labuan Bajo.

Bukan hanya itu, film Nona Manis Sayange juga  akan menghadirkan pemandangan indah dari pulau Labuan Bajo, yang sudah terkenal sampai mancanegara ini.

Lebih lanjut, film Indonesia Nona Manis Sayange mengangkat isu tentang uang mahar (belis) yang masih kental di masyarakat.

Persoalan tentang belis atau uang mahar ini begitu kental terumata di masyarakat NTT.

Mereka tidak bisa menikah secara adat, mereka hanya menikah secara agama dan negara melalui catatan sipil.

Pasalnya, untuk pernikahan adat sendiri mereka harus berutang belis/mahar.

Berangkat dari hal tersebut, DR. Ngadiman selaku Eksekutif Produder PUTAAR Film tertarik untuk mengangkat isu ini.

Baca Juga: Sinopsis Film Nona Manis Sayange Tayang Oktober 2023, Angkat Budaya NTT

Terlebih, adat terkait belis ini belum banyak diketahui oleh masyarakat umum.

"Latar belakang kami membuat film ini adalah untuk memperkenalkan adat dan budaya NTT khususnya Labuan Bajo yang mana keindahannya sangat mempesona dan lagi menjadi perhatian banyak turis baik dari dalam maupun luar negeri," kata DR. Ngadiman sebagaimana press release yang diterima PARAPUAN.

Ia juga menyebut bahwa dengan adanya film Nona Manis Sayange ini dapat membatu promosi wisata Indonesia ke masyarakat yang lebih luas.

"Adat dan budayanya belum maksimal diketahui banyak orang. Sehingga kami memandang perlu untuk memperkenalkan kepada semua pihak termasuk membantu promosi pariwisata indonesia kepada orang banyak,” tambahnya.

Sedangkan sutradara Hestu Saputra mengungkapkan jika perlu proses panjang dalam mengerjakan project film Nona Manis Sayange.

"Tinggal selangkah menuju final. Film Nona Manis Sayange termasuk proses paling lama di antara perjalanan saya membuat  beberap film sebelumnya, dari editing, CGI, dan sarana teknis lainnya," kata Hestu Saputra.

Proses Produksi yang Panjang

Hestu juga menambahkan bahwa proses pembuatan film Nona Manis Sayange membutuhkan waktu yang cukup panjang mencapai satu tahun dua bulan.

Baca Juga: Sinopsis Film A Perfect Pairing, Bos yang Bekerja di Peternakan

"Total waktu yang di butuhkan penyelesain film ini satu tahun 2 bulan sampai hari ini, dari ide menulis riset sampai editing post," tambah Hestu.

Sementara untuk pengambilan gambar, Hestu Membutuhkan waktu selama 23 hari.

"Syutingnya sendiri total 23 hari production days,” pungkasnya.

Sinopsis Film Nona Manis Sayange

Film Nona Manis Sayange diawali dengan kisah Sikka (Haico Van Der Veken) seorang gadis remaja yang lahir dari keluarga pengusaha kaya.

Ia jatuh cinta denga Akram (Denzel Jordan Pangeran), yang juga sahabatnya sendiri.

Untuk menikahi Sikka, Akram dituntut aturan adat untuk membayar belis (syarat mahar tradisi Suku Manggarai di Labuan Bajo).

Lantas, mampukah Akram memenuhi belis ini?

Temukan jawabannya segera di film Nona Manis Sayange.

Baca Juga: Fakta Menarik Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso, Tayang di Netflix!

(*)