Parapuan.co - Gula menjadi salah satu nutrisi yang dibutuhkah oleh tubuh.
Namun terlalu banyak gula rupanya menimbulkan berbagai risiko penyakit.
Adapun beberapa penyakit yang disebabkan karena gula ialah diabetes, obesitas, gangguan jantung, hingga karies gigi.
Dalam rangka Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2023, kali ini PARAPUAN akan membahas risiko konsumsi gula dengan masalah gigi berlubang.
Melalui webinar bertajuk Edukasi Masyarakat Mengenai Pentingnya Membatasi Konsumsi Gula untuk Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut yang diselenggarakan pada Selasa (12/9/2023), sebuah data mengejutkan muncul terkait konsumsi gula dan kaitannya dengan kesehatan gigi.
Webinar tersebut dihadiri oleh drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., selaku Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, ada juga drg. Usman Sumantri, MSc sebagai Ketua Pengurus Besar PDGI.
Selain keduanya, ada juga drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D selaku Ketua AFDOKGI, Dr. drg. Yulita Hendrartini, M.Kes, AAK sebagai Ketua ARSGMPI, dan pasangan Raisa Andriana dan Hamish Daud selaku Brand Ambassador Pepsodent.
Saat ini, konsumsi gula masyarakat Indonesia masih terbilang cukup tinggi, bahkan di 2023 diproyeksikan meningkat hingga 9 persen dibandingkan 2019 lalu.
Dari fakta ini ada banyak risiko kesehatan mengintai, termasuk permasalahan gigi berlubang yang masih dialami 88 persen masyarakat.
Baca Juga: Perawatan yang Dibutuhkan Pasien Impaksii Gigi, Termasuk Pencabutan
Tak sampai di situ, kesadaran masyarakat akan pemeriksaan gigi secara rutin juga cukup rendah.
Hal ini lantaran sebanyak 95,5 persen masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah ke dokter gigi selama setahun.
Konsumsi Gula Bisa Jadi Pemicu Gigi Berlubang
Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc, gula menjadi salah satu hal yang memicu gigi berlubang. Telebih jika konsumsi gula ini dilakukan secara berlebihan.
Tak sampai di situ, Ratu Mirah juga mengatakan jika tujuh dari sepuluh anak Indonesia memiliki gigi berlubang karena dipicu makanan manis.
"Tujuh dari sepuluh anak Indonesia memiliki gigi berlubang, hal ini disebabkan karena konsumsi makanan manis," kata drg. Ratu Mirah Afifah.
Penting bagi orang tua untuk mengetahui risiko gigi berlubang jika anak terus menerus mengonsumsi gula.
Benar jika gula memiliki peran untuk tubuh, namun mengendalikan pola konsumsinya juga menjadi hal yang tak kalah penting.
Baca Juga: Mengenal Tanda dan Gejala Impaksi Gigi, Termasuk Kesulitan Mengunyah Makanan
Rupanya mengontrol konsumsi gula juga dilakukan oleh pasangan Raisa dan Hamish Daud.
"Menjaga kesehatan gigi menjadi hal yang sangat penting. Karena makanan masuk dari mulut kita duluan," kata Hamish Daud.
Hamish Daud juga mengaku bahwa mengonsumsi makanan manis menjadi hal yang hampir tidak bisa dihindari.
Artinya, diperlukan kesadaran masing-masing untuk membatasi konsumsi gula demi kesehatan gigi.
"Makanan manis kita hampir tidak bisa hindari, jadi coba kita kurangi dan menjaga konsumsi gula," tambah Hamish Daud.
Sebagai ibu, Raisa juga mempraktikkan hal ini pada sang anak, Zalina.
Raisa mengaku tidak melarang sang anak mengonsumi makanan manis yang mengandung banyak gula, namun membatasinya.
"Kalau aku makanan manis boleh, tapi memang dibatasi," kata Raisa.
Lebih lanjut Raisa mengatakan jika dirinya tidak menjadikan makanan manis sebagai reward pada sang anak.
Misal, ketika anak berhasil mencapai sesuatu kamu akan memberikan makanan manis sebagai bentuk penghargaan pada mereka.
"Jadi jangan jadikan makanan manis itu sebagai reward, makanan manis kita hampir tidak bisa hindari, jadi coba kita kurangi dan menjaga konsumsi gula," jelasnya.
Nah, Kawan Puan itu tadi keterkaitan antara makanan manis dan gigi berlubang.
Jadi batasi konsumsi makanan manis dan lakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali ya!
Baca Juga: Kunci Kesehatan Menyeluruh, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mulut
(*)
