Parapuan.co - Perbedaan usia yang cukup jauh antara pasangan suami istri bisa menimbulkan masalah.
Masalah yang muncul dapat disebabkan karena perbedaan tujuan hidup, cara menjalani hubungan, pola mengasuh anak, dan sebagainya.
Hal ini membuat pasangan berbeda usia rentan mengalami keretakan rumah tangga, bahkan sampai pada perpisahan.
Lantas, bagaimana cara menjembatani perbedaan usia yang ada dalam hubungan pernikahan?
Simak penjelasan lengkapnya sebagaimana mengutip Brides.com di bawah ini, yuk!
1. Saling Berbagi Ekspektasi
Saling berbagi ekspektasi tidak hanya penting bagi hubungan beda usia, tapi juga semua hubungan lain.
Laki-laki yang lebih tua mungkin berharap pasangannya mempunyai anak, sedangkan perempuan cenderung fokus pada keamanan finansial.
Apa pun itu, cobalah untuk saling jujur terhadap ekspektasi satu sama lain dan diskusikan supaya tidak terjadi miskomunikasi.
Baca Juga: Kerap Rebutan Mainan, Begini Tips Mengajarkan Anak Balita Soal Berbagi
2. Terima Perbedaan yang Ada
Dari minat hingga perspektif, kemungkinan kamu akan menemui banyak perbedaan dengan pasangan.
Satu perbedaan yang sangat menonjol dalam pernikahan beda usia adalah berada dalam tahap perkembangan yang berbeda dalam hidup.
Jika salah satu pihak mungkin berapa di puncak karier yang berkembang dengan baik, yang lain mungkin fokus pada kesibukan membangun karier.
Alih-alih mencoba memaksa pasangan untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidupmu, dukunglah posisi mereka saat ini.
3. Pertimbangkan Peran sebagai Caretaker
Pada titik tertentu, pasangan yang menua mungkin memerlukan perawatan kesehatan jangka panjang dan tidak lagi dapat melakukan hal-hal tertentu yang kalian suka.
Tanyakan pada diri sendiri apakah kamu siap menjadi pengasuh, melepaskan aktivitas tertentu, dan melakukan tugas rumah tangga tambahan.
Kamu mungkin tidak ragu untuk mengatakan "ya" sekarang, tetapi apakah masih akan berkata demikian dalam 5, 10, atau 20 tahun ke depan?
Baca Juga: Menurut Studi, Ini Jarak Ideal Pernikahan Beda Usia Bisa Langgeng
4. Ketahuilah Bahwa Kedewasaan Itu Relatif
Kalau usiamu lebih tua, kamu harus memandang pasangan sebagai orang dewasa, bukan seseorang untuk diajar atau dibentuk.
Tidak seorang pun ingin dimarahi atau direndahkan karena bertindak dengan cara tertentu atau mengatakan hal-hal tertentu, meski kamu lebih tua.
Demikian juga jika kamu adalah orang yang lebih muda, hindari menyebut pasangan sebagai "orang tua" atau ungkapan lain yang menyiratkan pandangan mereka terlalu tradisional atau kuno.
Ketahui dan ingatlah bahwa usia bukan satu-satunya barometer kedewasaan.
5. Identifikasi Kepentingan Bersama
Samakan perbedaan usia dengan berfokus pada kepentingan bersama antara kamu dan pasangan.
Habiskan waktu melakukan hal-hal yang kalian sukai, dan perbedaan usia yang ada pun akan sirna.
Bertemu teman satu sama lain dapat merangsang dan memberdayakan kedua belah pihak.
Baca Juga: Apa Itu Soul Tie? Ikatan Batin dalam Hubungan Cinta dan Bedanya dengan Twin Flames
6. Berikan Ruang untuk Diri Sendiri
Ingatlah bahwa keseimbangan itu penting. Luangkan waktu untuk diri sendiri untuk mengisi ulang dan introspeksi.
Jangan lupa, berikan pula dirimu ruang untuk bergaul dengan teman atau ikut serta dalam aktivitas yang tidak menarik pasangan.
Mempertahankan rasa individualitas dalam hubungan sama pentingnya dengan memupuk minat dan pengalaman bersama.
7. Hadapi Ketidakpastian
Apa pun yang kamu lakukan, jangan biarkan perbedaan usia menjadi penghalang dalam hubungan pernikahan kalian.
Komunikasikan masalah secara terbuka dan jujur, sehingga kamu dan pasangan dapat bekerja untuk menemukan solusi bersama.
8. Menghormati Hubungan
Jika kamu dan pasangan sering bertengkar, kemungkinan usia bukan satu-satunya penyebab.
Pahami bahwa seperti hubungan lainnya, segala sesuatunya bisa berjalan lancar atau serba salah, dan itu belum tentu disebabkan karena perbedaan usia.
Itulah beberapa cara menjembatani perbedaan usia dalam hubungan pernikahan.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Kawan Puan!
Baca Juga: 4 Tanda Kamu Menjalani Hubungan Berkomitmen, Salah Satunya Menghormati Waktu Sendiri
(*)
