Dampingi Remaja Jalani Masa Pubertas, Dokter dan Psikolog Ungkap yang Harus Diperhatikan Orang Tua

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 16 April 2023
Pentingnya orang tua mendampingi anak remaja saat masa pubertas.
Pentingnya orang tua mendampingi anak remaja saat masa pubertas. iStockphotos

Orang tua harus menjadi teman diskusi bagi anaknya. Karena perkembangan otak pada remaja, umumnya terjadi ledakan emosional dan potensi terjadinya perilaku beresiko. Orang tua menjadi jaring pengaman bagi putra putri ketika mereka memiliki problem.

Pendampingan di rumah adalah landasan dari segalanya. Merasa dicintai adalah penghayatan paling dasar, sadar bahwa anak dicintai orang di sekitarnya.

“Dekati anak sesuai dengan jamannya, dengan teknik yang sesuai dengan si anak. Contohnya dengan membahas film, lirik lagu atau sosial media yang mereka ikuti. Anak remaja membutuhkan energi besar. Mereka harus cukup tidur, walaupun di usia remaja mereka susah tidur. Bahkan, jumlah jam tidur remaja lebih besar daripada anak SD. Cukupkan exercise atau olahraga karena ini baik utk release hormon, dan berikan nutrisi yang sesuai,” terang Vera.

Peran orang tua sangat besar dalam psiko sosial remaja, diantaranya: menunjukkan penerimaan dan kasih sayang, memberikan model afeksi yang tepat, memberikan informasi tentang pendidikan seksualitas, memberi akses ke profesional untuk remaja, dan melatih membuat keputusan seksual yang sehat.

70% remaja putri pengalaman seks pertamanya terkait ada paksaan dari pacarnya (black dating) yaitu kekerasan dalam relasi berpacaran.

“Ketika anak perempuan gak mau dicium, teman laki-laki harus menghargainya. Harus ada persetujuan. Itu namanya consent. Sebagai orang tua harus memperkenalkan consent terhadap anaknya. Ketika tidak artinya tidak, ketika diam artinya tidak, ketika ya, artinya ya.

"Connect first than correct, namun orang tua cenderung mengoreksi anak dulu. Jika anak cerita, biarkan mereka cerita. Connect first, tunjukkan orang tuanya menerima mereka. Jika komunikasi orang tua negatif, anak cenderung akan menghindar," ujarnya.

"Anak yang disentuh dengan baik dan respect oleh ortunya. Jika anak disentuh oleh orang tuanya, ia akan dapat membedakan mana yang good touch, mana yg bad touch. Karena itu tidak bisa diajarkan melalui omongan tapi dari pengalaman. Jadi jika di luar anak mengalami sentuhan yang bad touch, mereka dapat membedakannya. Orang tua adalah model afeksi seorang anak, bukan pacarnya,” lanjut Vera.

Novita Angie, public figure sekaligus ibu dari 2 remaja pada webinar ini menceritakan pengalamannya dalam mendampingi anaknya memasuki masa remaja.

“Aku selalu sediakan waktu buat ngobrol sama anakku satu-satu. Salah satunya ketika anak perempuanku masih pre-teen.

"Anak perempuanku suka ikutan aku ke kamar mandi, jadi aku bisa jelaskan soal higienitas dan soal reproduksi wanita pada saat aku ganti pembalut. Jadi dia sudah ready, malahan menunggu-nunggu kapan sih dia mendapatkan haid pertamanya,” cerita Angie.

Baca Juga: 5 Obat Alami Menstruasi, Efektif Redakan Nyeri Haid Tanpa Obat

(*)

Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Penderita Malaria, Apa Saja?