Berdampak pada Kesehatan Mental, Ini 5 Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich

Yussy Maulia - Senin, 6 Februari 2023
Sandwich generation masih menjadi tradisi di banyak keluarga Indonesia.
Sandwich generation masih menjadi tradisi di banyak keluarga Indonesia. Freepik

Parapuan.co – Akhir-akhir ini, sandwich generation atau generasi sandwich sering menjadi topik hangat di berbagai media sosial. Melalui konten tulisan hingga video, banyak netizen membagikan pengalaman mereka dalam menjalani kehidupan sebagai generasi sandwich.

Orang-orang yang terjebak dalam generasi sandwich harus menanggung hidup anak, orangtua, dan bahkan anggota keluarga lainnya. Hal ini terjadi karena mereka dianggap “paling berdaya” sehingga ditunjuk sebagai tulang punggung ekonomi keluarga.

Fenomena generasi sandwich tentu bukan hal yang asing lagi di Indonesia. Bahkan, Kawan Puan mungkin sering menemukan fenomena ini di lingkungan sekitar.

Berdasarkan data Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, lebih dari 71 juta jiwa atau 26,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia berusia 20-54 tahun tergolong dalam generasi sandwich.

Baca Juga: Perempuan Masa Kini, Ayo Merdeka dari Identitas Generasi Sandwich

Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Jakarta Tantan Hermansah mengatakan, orang-orang, terutama generasi muda, yang menjalani hidup sebagai generasi sandwich kemungkinan tidak bahagia.

“Penghasilan mereka habis untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka tidak punya ruang untuk menabung atau berinvestasi. Bahkan, sebagian dari mereka tidak punya dana rekreasi untuk 'lari' sekejap dari kepenatan hidup,” kata Tantan, dikutip dari Kompas.id, Kamis (8/9/2022).

Selain itu, orang-orang yang terjebak dalam generasi sandwich biasanya tidak memiliki kontrol atas keuangan mereka sendiri. Mereka juga rentan mengalami stres, terutama apabila kebutuhan keluarganya tidak terpenuhi.

Jika Kawan Puan adalah salah satu orang yang terjebak dalam generasi sandwich, tidak ada salahnya untuk memutus rantai tradisi tersebut agar generasi selanjutnya tidak merasakan penderitaan yang sama.

Baca Juga: 3 Tips Investasi untuk Berbagai Tujuan Keuangan Generasi Z dan Milenial

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

  1. Mandiri secara finansial

Fenomena generasi sandwich terjadi ketika generasi tua mengandalkan kebutuhan finansial ke generasi yang lebih muda. Oleh sebab itu, penting bagi Kawan Puan untuk mampu mandiri secara finansial agar tidak bergantung pada orang lain.

Jika penghasilan utama tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kawan Puan dapat mempertimbangkan untuk memiliki pekerjaan sampingan. Misalnya, membuka usaha atau menjadi freelancer dengan memanfaatkan skill yang dimiliki.

  1. Bijak dalam mengatur keuangan

Perencanaan keuangan yang tepat adalah kunci untuk memastikan setiap kebutuhan dapat terpenuhi. Apalagi, jika Kawan Puan memiliki rencana masa depan yang membutuhkan dana tidak sedikit.

Baca Juga: 8 Langkah Merencanakan Keuangan Kebal Resesi Menurut Financial Planner

Selain mencatat dan mengevaluasi pengeluaran, buatlah rencana finansial yang ingin dicapai, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

  1. Siapkan dana darurat dan pensiun

Selanjutnya, Kawan Puan dapat mulai menyiapkan dana darurat dan pensiun sejak dini. Idealnya, besaran dana darurat adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan.

Sementara itu, dana pensiun merupakan jenis tabungan yang khusus digunakan untuk jaminan masa tua. Dengan memiliki dana pensiun, Kawan Puan dapat mandiri secara finansial saat sudah memasuki masa pensiun sehingga tidak bergantung pada anak atau anggota keluarga lainnya.

  1. Miliki asuransi kesehatan

Memiliki asuransi kesehatan juga dapat menjadi “pengaman” bagi keuangan Kawan Puan agar tidak bergantung pada orang lain.

Baca Juga: 3 Langkah Menyesuaikan Asuransi Setelah Evaluasi agar Sesuai Kebutuhan

Jika sewaktu-waktu Kawan Puan jatuh sakit, asuransi kesehatan dapat menanggung biaya pengobatan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Pastikan Kawan Puan memilih produk asuransi kesehatan yang sesuai dengan kemampuan finansial. Dengan begitu, Kawan Puan tidak terlalu terbebani saat membayar premi bulanan untuk asuransi kesehatan.

  1. Terbuka soal keuangan dengan keluarga

Untuk memutus mata rantai generasi sandwich, penting untuk terbuka soal keuangan dengan keluarga. Komunikasikan kondisi finansial dengan anggota keluarga lain agar mereka dapat memahami batas kemampuan Kawan Puan dalam “menanggung” biaya hidup keluarga.

Dengan memutus rantai generasi sandwich, Kawan Puan dapat mencegah keluarga, terutama generasi yang lebih muda, dari dampak buruk generasi sandwich, seperti penurunan kualitas hidup. (**CM/YUS)

Penulis:
Editor: Sheila Respati