Orang-orang yang ada dalam hubungan mix culture ini mungkin mempunyai perbedaan dalam tradisi, agama, etnis, dan semua aspek yang mempengaruhi identitas individu.
Wendy Williams, penulis buku berjudul The Globalization of Love mengungkap alasan di balik terciptanya keluarga multikultural.
Salah satunya karena individu bisa jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan siapa pun orangnya, dari mana pun asalnya, dan apapun latar belakangnya.
"Orang-orang dari mana saja jatuh cinta dengan orang-orang dari tempat lain," begitu katanya saat menjadi pembicara di TEDx Talk beberapa tahun lalu.
Hal itu bisa dipengaruhi banyak hal, terlebih di zaman serba digital dan canggih seperti sekarang.
Kini, kita bisa berkomunikasi dan bertemu orang dari berbagai belahan dunia yang lain dengan sangat mudah.
Inilah yang kemudian mengubah pandangan orang tentang cinta, romansa, dan pernikahan.
Bahwasannya, romansa bukan hanya untuk mereka yang satu negara dan satu budaya saja, tetapi juga membuka jalan bagi yang memiliki perbedaan dari banyak aspek.
Baca Juga: Cara Parenting Keluarga Mix Culture Indonesia-Rusia ala Konten Kreator
Menurut Wendy Williams, hubungan multikultural adalah sesuatu yang kompleks dan lebih dari sekadar perbedaan makanan, pemakaman, bahasa, agama, dan sebagainya.
Namun terlepas dari tantangan tersebut, banyak pasangan multikultural yang sudah membuktikan kalau setiap hari, sangat mungkin untuk membuat perdamaian antara negara, budaya, dan agama yang berbeda.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa mix culture ialah kesatuan yang utuh antara dua atau lebih individu yang membentuk keluarga.
Definisi keluarga dalam balutan multikultural melambangkan bahwa cinta kasih melampaui batas negara dan budaya, serta bisa menyatukan berbagai perbedaan.
(*)
