Profil Megawati Soekarnoputri, Presiden Perempuan Pertama RI yang Awalnya Menolak PDI

Arintha Widya - Senin, 23 Januari 2023
Profil Megawati Soekarnoputri
Profil Megawati Soekarnoputri

Parapuan.co - Siapa yang tidak mengenal sosok Megawati Soekarnoputri? Sebagian besar Kawan Puan tentu sudah sering mendengar atau melihat sosoknya muncul di televisi.

Megawati Soekarnoputri dikenal sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekaligus presiden ke-5 Indonesia.

Tak cukup sampai di situ, putri Ir. Soekarno ini juga merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia.

Kawan Puan tentu penasaran apakah kiprahnya di politik murni karena sejarah sang ayah sebagai presiden pertama Indonesia?

Seperti apa sosok Megawati Soekarnoputri sebenarnya dan bagaimana kiprahnya di dunia politik? Simak informasinya seperti mengutip Kompas.com berikut ini!

Biodata Megawati Soekarnoputri

Politisi perempuan yang mempunyai nama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri itu lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947.

Putri sulung Soekarno dan Fatmawati ini menghabiskan masa kecilnya di Istana Negara, Jakarta.

Sejak SD hingga SMA, ia bersekolah di Perguruan Cikini Jakarta.

Baca Juga: Profil Yenny Wahid, Putri Gus Dur yang Diusung PSI Jadi Bakal Cawapres di Pemilu 2024

Mega juga pernah menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967), dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).

Perempuan yang kerap mengucapkan kata "Merdeka!" di setiap pidatonya ini semula menikah dengan seorang pilot, yaitu Letnan Satu Penerbang TNI AU bernama Surendro.

Akan tetapi, sang suami dilaporkan hilang saat menjalankan tugas militer di tahun 1970 silam.

Tiga tahun berselang, Mega menikah lagi dengan Taufik Kiemas yang pernah menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2009-2013.

Dari pernikahan ini, Mega dan Taufik Kiemas dikaruniai seorang putri yang kita kenal sebagai Puan Maharani.

Karier Politik Megawati

Walau kiprahnya cukup besar di dunia politik, rupanya Megawati pernah enggan menjadi politisi perempuan.

Mengingat trauma politik sang ayah, putra-putri Soekarno semula sepakat untuk tidak terjun ke bidang politik.

Megawati dan Taufik Kiemas pun pernah menjadi pengelola SPBU di Jakarta karena perjanjian keluarga tersebut.

Baca Juga: Sosok Puan Maharani yang Disebut Akan Maju pada Pemilihan Capres 2024

Lalu, bagaimana akhirnya Mega terjun ke politik? Semua bermula ketika Mega bertemu dengan Sabam Sirait, pendiri PDI.

Mega sempat menolak tawaran Sabam Sirait untuk bergabung ke partai, tetapi akhirnya menerima karena dibujuk Taufik Kiemas.

Kemudian pada 1987, Megawati dan sang adik, Guruh Soekarnoputra masuk ke dalam daftar calon anggota DPR dari PDI.

Walau menjadi pendatang baru, Mega tampil sebagai primadona dalam kampanye hingga membuat suara PDI naik.

Singkat cerita usai terpilih menjadi anggota DPR, karier Mega langsung melejit hingga ia ditunjuk jadi Ketua Umum PDI melalui kongres di Surabaya, Jawa Timur.

Saat terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum, terdapat dualisme kepemimpinan yang tidak terhindarkan di PDI.

Konflik bahkan sampai berujung bentrok antar pendukung Megawati dan Soerjadi (Ketua Umum PDI yang menjabat sejak 22 Juni 1996).

Pemerintah sendiri mengakui PDI dipimpin oleh Soerjadi, hingga PDI yang dipimpin oleh Mega tidak bisa mengikuti Pemilu 1997.

Mega tak kehabisan akal dan mengubah nama PDI menjadi PDI-P setelah rezim Orde Baru tumbang di tahun 1998.

Baca Juga: Perjalanan Karier PM Selandia Baru Jacinda Ardern yang Mengundurkan Diri

Akhirnya pada Pemilu 1999, PDI-P berhasil memenangkan pemilihan dengan meraih lebih dari 10 persen suara.

Puncak Karier Megawati

Puncak karier politik Megawati Soekarnoputri terjadi saat MPR memilihnya sebagai presiden menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 23 Juli 2001.

Kala itu, pemilihan presiden tidak dilakukan dengan Pemilu, melainkan dipilih oleh MPR.

Mega menjabat sebagai presiden hingga 20 Oktober 2003 hingga akhirnya menjajal peruntungannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.

Ia mengikuti Pilpres 2004 berpasangan dengan Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden.

Sayangnya, Mega dikalahkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla yang tak lain adalah dua menteri kabinetnya, di Kabinet Gotong Royong.

Mega sempat mencalonkan diri lagi jadi presiden dengan menggandeng Prabowo Subianto. Akan tetapi tidak berhasil.

Kini, ia fokus membesarkan PDI-P dan masih menduduki takhta tertinggi di partai berlambang kepala banteng tersebut.

Wah, ternyata kiprahnya di politik cukup panjang ya, Kawan Puan? Semoga informasi karier Megawati di atas menginspirasimu, ya.

Baca Juga: Profil Larissa Waters, Politisi Perempuan Australia yang Menyusui di Ruang Sidang Parlemen

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania